Cairan di Otak Nenek Hafsah Bisa Kering, Warga Jambi Kirimi Presiden Jokowi Surat Gara-gara SUTET
Nenek Hafsah yang tinggal di RT 25 Lorong Berdikari, Payo Selincah, itu bahkan ingat bagaimana kondisi lingkungannya dahulu....
"Setelah diceritakan kondisinya memang dokter bilang terlalu berbahaya kalau tinggal didekat aliran Sutet," ujar Kusmiati saat dibincangi.

"Waktu masih Zumi Zola kami pernah sampaikan, kemudian dia kirim dokter pribadinya ke sini. Dan setelah melihat kondisi lingkungan sini dia bilang kalau dekat Sutet tidak sehat, cairan di otak bisa kering makanya nenek sering sakit kepala," sambungnya. Memang tepat di depan rumahnya, berjarak sekitar 30 meter berdiri kokoh jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi ( SUTET).
Pengakuan Hafsah, rumahnya setiap tahun harus diperbaiki karena dindingnya yang retak. Tak hanya dinding, lantai dan sumur pun rusak.
"Kami sudah enam kali bikin sumur karena polongan hancur akibat getaran mesin," katanya.
"Lantai juga retak-retak, beberapa bulan lalu kami ada dibantu PLN perbaiki lantai yang retak pas dibongkar ternyata tanahnya amblas sampai dua meter. Itu kami minta ditimbun pakai batu kali karnea takut amblas lagi," sambung Kusmiati.
Dinas pernah ke lokasi
Ia menambahkan setidaknya ada 9 rumah yang mengalami kerusakan di lorong tersebut. Sedangkan di RT 24 ada 20 rumah yang terdampak namun sebagian sudah dibebaskan oleh PLN.
“Masih ada beberapa rumah," ujarnya.
Kondisi ini sudah pernah ia adukan ke Pemerintah Kota Jambi.
"Sudah pernah Pak Sekda waktu itu Pak Fauzi yang sidak kemari. Tapi pas waktu itu tiba-tiba tidak ada truk lewat sampai selesai sidak," ujarnya heran.
Bahkan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) juga sudah ke lokasi untuk memeriksa kadar polusi udara. Tapi, anehnya ketika itu seharian tak ada truk yang melintas, bahkan mesin pembangkit juga tak menyala seharian.
“Kami nanya tapi petugasnya bilang tidak masalah," sambung Kusmiati seraya bilang ketika itu adalah hari libur.
Tak sampai di sana, upaya mereka bahkan sampai di pusat kekuasaan. Pada momen Idul Fitri pada Juni lalu ia nekat datang ke Istana Presiden di Bogor untuk mengikuti opeh house Presiden.
"Waktu itu tidak ketemu, akhirnya cuma nitip untuk Presiden ke staf kepresidenan. Kemarin infonya ada orang kementerian turun. Tapi sampai sekarang tidak ada hasilnya," katanya.

Ia pun berharap masih ada solusi dari pemerintah mengenai kondisi tempat tinggalnya saat ini yang tak lagi menjanjikan kenyamanan.