Anaknya Bupati di NTT, Sang Ibu Masih Jualan di Pasar, Tak Diduga Reaksinya Ketika Uang Ditolak. . .
Duduk menggeletak di pasar, siapa yang menduga wanita tua ini ternyata ibu seorang bupati.
Laporan Wartawan Grid.ID, Agil Hari Santoso
TRIBUNJAMBI.COM - Duduk menggeletak di pasar, siapa yang menduga wanita tua ini ternyata ibu seorang bupati.
Akan banyak orang yang ketika melihat nenek Margaretha jualan sayur.
Mungkin tidak akan menyangka bahwa ia adalah ibu dari seorang Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT).
BACA JUGA: PETUAH NENEK MARGARETHA KE ANAKNYA YANG SUDAH JADI BUPATI SAAT DILARANG JUALAN DI PASAR. KLIK DI BAWAH INI
Sang anak Raymundus Sau Fernandez berhasil terpilih menjadi bupati di sana.Walau anaknya telah sukses menjadi seorang Bupati TTU, nenek Margaretha tetap memilih untuk jualan sayur.
Nenek Margaretha yang berumur 78 tahun ini tetap semangat jualan sayur, walau anaknya telah sukses menjadi bupati.
Baca juga:
Beauty Vlogger Suhay Salim Pilih Nikah di KUA, Pakai Baju Biasa Lagi, Cuma Kaos Dibalut Blazer
Buya Syafii Maarif Bersuara, Beri Pesan Ini Kepada Sandiaga Uno dan Prabowo Subianto
Reuni 212 Aman dan Tertib, Iwan Fals Pengin Diulang 3 Kali Setahun, Kakek Unik Bawa Pesan Damai
Melalui acara Hitam Putih yang ditayangkan di kanal Youtube Trans7 Official, nenek Margaretha menceritakan kisahnya sambil didampingi oleh putranya.
Wanita bernama lengkap Margaretha Hati Manhitu ini bercerita, di umurnya yang sudah menginjak 78 tahun, ia masih mencari nafkah.
Ia memilih berjualan sayur sendirian dan berangkat menggunakan angkutan umum.
Bahkan, sayuran yang dibawa nenek Margaretha sempat dicuri orang ketika berada di terminal.
"Mamah bilang, dia jualannya dengan angkutan pedesaan. Ketika di terminal, saat ramai, ada yang ngambil tanpa sepengetahuan mamah," ujar Melkianus Aleus Fernandez, putra nenek Margaretha, saat menerjemahkan perkataan ibunya.
Baca juga:
Ini Para Artis yang Hadiri Reuni Akbar 212 di Monas Hari Ini, Ada yang Selfie, Samakan dengan Umrah
Kecanduan Main Ponsel, Mata Bocah Perempuan Ini Alami Kondisi Mengerikan
Pria Ini Selalu Laporkan Kehilangan iPhone Sejak 2013, Polisi Temukan Kejanggalan di Rumahnya
Walau anak-anaknya telah dewasa dan menjadi sukses, nenek Margaretha tetap berusaha memberi uang jajan dari hasil berjualan sayur dan beternak.
Putra nenek Margaretha yang kini telah sukses menjadi Bupati Timor Tengah Utara, NTT, Raymundus Sau Fernandez, mengaku tetap diberi uang saku oleh sang ibu.
"Jadi mama dan bapak itu kalau setiap penjualan ternak, sapi, jatah itu selalu diberikan kepada kami," ujar Raymundus.
Tetap diberi uang saku walau telah menjadi bupati, Raymundus mengaku sempat menolak pemberian orangtuanya.
"Mamah marah. Ini adalah haknya kamu. Semua yang dihasilkan orang tua itu haknya anak-anak," ujar Raymundus menirukan perkataan ibunya.
Tak hanya marah jika menolak uang saku, nenek Margaretha juga marah jika Raymundus, atau anaknya yang lain, memberikannya uang.
"Berulang-ulang (uang) ditolak. Berulang-ulang dimarahin," tambah Raymundus.
Sempat melarang ibu dan ayahnya bekerja lagi, anak-anaknya sempat menjemput ibunya untuk pindah ke rumah anaknya.
Namun, nenek Margaretha beserta suami, Yakobus Manue Fernandez (84), kembali memilih pulang ke rumah mereka sendiri yang berlokasi di Desa Bijeli, Kecamatan Noemuti, Kabupaten TTU.
"Tidak betah dengan kita, ibu bilang 'kami punya kehidupan sendiri'," ujar Raymundus.
Raymundus mengatakan, bahwa nenek Margaretha hanya mau menginap jika ada anaknya atau cucunya yang sakit.
"Paling lama 2-3 hari pasti sama kita. Begitu (anak cucu) pulih, tinggal pasti," cerita Raymundus.
Mengutip Kompas.com, fasilitas serta bantuan yang diberikan putranya sebagai Bupati TTU, ditolak oleh nenek Margaretha dan suami.
Alasannya, nenek Margaretha tidak ingin membebani anak-anaknya.
Baca juga:
Cara Menghitung Masa Subur Wanita, dan 3 Pertanda Pasangan Anda Sedang Ovulasi
Manfaatkan Kontainer Bekas Jadi Ruangan, di Thailand Jadi Ruang Kelas
Beauty Vlogger Suhay Salim Pilih Nikah di KUA, Pakai Baju Biasa Lagi, Cuma Kaos Dibalut Blazer
"Kami tidak mau membebani anak kami karena dia itu kerja untuk masyarakat banyak. Saya kerja dengan suami saya untuk makan sehari-hari," ungkap nenek Margaretha seperti dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Tetap memilih untuk hidup sederhana walau putranya telah sukses menjadi bupati, nenek Margaretha tetap tak lupa untuk selalu menasehati putranya, orang nomor 1 di Kabupaten TTU.
"Saya selalu pesan buat anak saya untuk kerja yang baik, untuk rakyat, dan jaga nama baik keluarga," ujar nenek Margaretha.
Tukang Kupas Bawang
Penampilan Margaretha Hati Manhitu (78) yang sangat sederhana membuat siapa pun yang bertemu dengannya tak menyangka bahwa dia adalah ibu kandung dari Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), Raymundus Sau Fernandez.
Mengenakan kain sarung dan baju blouseberwarna kuning tanpa alas kaki, Margaretha duduk di depan teras rumahnya yang sederhana di Desa Bijeli, Kecamatan Noemuti, Kabupaten TTU.
Di hadapannya, sudah terbentang karung putih dan dua bakul berukuran sedang yang berisi buah asam kering. Margaretha pun lantas meluruskan kedua kaki dan langsung melakukan aktivitas mengupas asam.
Ditemani dua orang cucu dan seorang kerabatnya, Margaretha yang tak banyak bicara lantas mengambil satu per satu asam dari dalam bakul dan dikupasnya. Setelah bersih, asam tersebut lalu dimasukkan ke sebuah bakul lainnya.
Asam kering, yang dipetik dan dipungutnya dari beberapa pohon asam di dekat rumahnya, dikumpulkan kemudian dikupas dan dijual kepada pembeli yang sudah menjadi langganannya.
Uang hasil jualan asam digunakan oleh Margaretha dan sang suami Yakobus Manue Fernandez (84) untuk keperluan makan minum sehari-hari.
Rutinitas itu sudah dia lakukan sejak anaknya Raymundus Sau Fernandez masih kecil. Menjual asam dilakukan bersama suami secara rutin setiap tahun.
Selain menjual asam, Margaretha yang tinggal bersama seorang anak perempuan dan menantunya juga menjual sayur-sayuran di pasar dan mengelola sawah milik mereka.
Tak mau jadi beban
Meski sudah berulang kali dilarang oleh Raymundus untuk berjualan asam dan sayur di pasar, Margaretha tetap kukuh menjalankan rutinitasnya itu.
Padahal, Raymundus telah sukses dalam meniti karier politiknya di Kabupaten TTU. Sebelum menjabat sebagai Bupati TTU dua periode (2010-2020), Raymundus pernah menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua DPRD TTU di usia 25 tahun dan Wakil Bupati TTU.
Selain sebagai Bupati TTU, Raymundus kini dipercaya menjadi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Nasdem Provinsi NTT.
Dengan segudang prestasi politik dan jabatan yang dimiliki putra sulungnya itu, tentu Margaretha bisa saja dengan mudah mendapatkan fasilitas mewah. Namun bagi Margaretha, dia tidak ingin membebani putranya.
Sejumlah bantuan dan fasilitas yang diberikan oleh putranya ditolak oleh Margaretha dan suami.
"Kami tidak mau membebani anak kami karena dia itu kerja untuk masyarakat banyak. Saya kerja dengan suami saya untuk makan sehari-hari," katanya kepada Kompas.com, Kamis (16/8/2018).
Walaupun anaknya telah sukses, Margaretha tak lupa selalu menasihati putra untuk bekerja dengan baik untuk rakyat.
"Saya selalu pesan buat anak saya untuk kerja yang baik untuk rakyat dan jaga nama baik keluarga," ucapnya.
Salut dan bangga
Menanggapi sikap orangtuanya itu, Raymundus mengaku sudah melarang ibunya berjualan asam dan sayur di pasar.
"Saya sudah larang, tapi mama tetap tidak mau karena mama bilang kita sudah tanam di kebun, jadi hasilnya harus dijual," kata Raymundus.
Raymundus mengakui bahwa setiap kali ibu berkunjung ke rumahnya, paling lama hanya dua hari, karena ibunya ingin pulang untuk bekerja menanam sayur dan mencari asam serta mengurus sawah.
Hal yang membuat Raymundus salut dengan sikap ibunya adalah setiap kali dia dan anak-anaknya liburan, ibunya sudah menyiapkan uang bagi anak-anaknya untuk membeli buku sekolah.
Raymundus pun bangga dengan kepribadian ibunya yang pekerja keras dan bertanggung jawab dengan pekerjaannya.
Pelajaran berharga
Raymundus merasakan banyak belajar dari kerja keras yang telah diajarkan oleh ibunya, yang ditunjukkan pada dia dan adik-adiknya sejak kecil.
"Kerja keras, kerja tanggung jawab sampai tuntas dan ini pelajaran yang sangat berharga buat diri saya sampai saat ini, saya pegang teguh dalam hidup," ucapnya.
"Mama dalam usia yang sudah 78 tahun, masih tetap kerja kebun dan sawah bersama bapak. Tentu hal yang sangat berharga buat saya. Mereka selalu mengatakan kepada saya bahwa, nikmatilah keringatmu sendiri lebih berharga dan tidak boleh ambil hak orang lain," sambungnya.
Raymundus pun berharap, ibu dan bapaknya tetap sehat dan umur panjang, agar tetap memberikan semangat kepada dia dan anak-anaknya.
(*)
FOLLOW IG TRIBUN JAMBI:
TONTON VIDEO TERBARU KAMI: