Kecerdasan Benny Moerdani Pukul Mundur Belanda: Kisah Pasukan Naga saat Pembebasan Irian Barat

TRIBUNJAMBI.COM -- Saat memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia mengklaim

Editor: ridwan
Kolase Tribun Jabar
Benny Moerdani 

Namun, penerjunan justru kacau balau. Para pasukan terjun ke Merauke tanpa tahu bagaimana kondisi di bawah mereka. Apalagi saat itu kondisi Papua masih gelap.

Seorang Letnan Satu Ben Mboi tergantung 10 meter dari tanah setelah menerabas cabang-cabang pohon. Ia bisa selamat setelah memotong ikatan payung dan memakai tali untuk turun.

Ben Mboi adalah salah satu anggota pasukan yang selamat, banyak dari temannya justru bernasib buruk. Mereka tewas tergantung atau terjebak di rawa.

Sementara itu, sang pemimpin operasi Benny Moerdani tersangkut di pohon kemiri.

Belakangan diketahui, tiga pesawat Hercules yang membawa pasukan salah memilih tempat penerjunan. Pasukan justru terjun 30 kilometer di utara titik penerjunan.

Ada sebuah sungai yang disangka Merauke ternyata itu adalah Sungai Kumbai.

"Petanya masih peta lama, buatan 1937," kata Ben Mboi dalam buku Benny Moredani Yang Belum Terungkap.

Ben Mboi akhirnya bisa berkumpul dengan sembilan temannya satu hari kemudian sekitar pukul 06.00 WIT. Mereka terpisah dengan induk pasukan dan Benny Moerdani.

Di sisi lain, Benny Moerdani sudah punya pasukan sebanyak 60 orang dengan peralatan komunikasi dan cadangan mesiu yang cukup.

Nih Tips Membeli Aki Mobil untuk Pemula, Jangan Asal Mengiyakan, Perhatikan Hal Ini!

Benny Moerdani memimpin pasukan baret merah Kopassus yang dulu asih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat. Sedangkan Kapten Bambang Soepeno memimpin pasukan baret hijau alias Raiders 530.

Dalam buku Benny Moredani Yang Belum Terungkap disebutkan, Benny mempunyai kelebihan dalam merencanakan komunikasi yang solid antarpasukan. Kapten Abdul Rachman Ramly yang ditugaskan Benny sebagai operator di Pos Komando Laha di Luar Ambon lantas menerima setiap berita yang dikirim dari Merauke.

Komunikasi tersebut berjalan baik. Setiap saat mereka bisa berhubungan untuk menyampaikan laporan atau minta bantuan tambahan, mesiu, dan logistik.

Selain dengan Abdul Rachman, Benny juga berkomunikasi dengan milisi pro-Indonesia di Papua, Labula. Tugasnya yaitu untuk menghapus jejak atau menyediakan makanan secara sembunyi-sembunyi di hutan.

Pada hari kedua setelah penerjunan, Benny mendadak dibuat kaget setelah radio Australia menyiarkan soal adanya tiga pesawat Hercules yang menerjunkan pasukan di Merauke. Bahkan, jumlah pasukan dan nama-nama pemimpinnya ikut disebut, termasuk Benny Moerdani.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved