Benny Siapkan 17 Peti Mati, Kopassus Lakukan Misi Pembebasan Sandera di Thailand

Beruntung granat tersebut tak meledak karena saat dilemparkan pin pemicunya belum dibuka secara sempurna.

Editor: Duanto AS

Ketika Achmad Kirang muncul di dalam kabin pesawat, pembajak yang belakangan diketahui bernama Mahrizal melepaskan tembakan pistol ke Kirang.

Ia terkena tembakan pistol pada bagian perut di atas kemaluan yang tidak terlindungi oleh rompi anti peluru.

Prajurit Kopassandha yang penuh pengalaman tempur dan Pemegang Sabuk Hitam Karateka Dan-I itu langsung jatuh tersungkur.

Rompi anti peluru yang dikenakan Kirang bukan yang versi militer, sehingga hanya melindungi bahagian badan sampai ke pinggang.

Tak berhenti menembak Kirang, Mahrizal juga menghamburkan peluru untuk Pontas.

Akibatnya penyergap-2 yang menyusul dibelakang Capa Kirang juga terkena tembakan pembajak di dada, tetapi tembakan itu hanya mengenai rompi anti peluru yang dikenakannya.

Ia hanya mengalami mamar di balik rompi anti pelurunya.

Pontas kemudian membalas tembakan pembajak yang berada di dekat pramugari itu dengan tembakan semi-otomatik H&K MP5 SD-2.

Tembakan itu langsung melumpuhkannya.

Ia tersungkur bersandar pada bahu pramugari yang membeku ketakutan disampingnya.

Dalam waktu singkat, pasukan lain yang berada di luar pesawat melakukan evakuasi medik terhadap Kirang yang masih sadar, namun mengalami luka-luka tembak menuju Dearah Persiapan 1.

Dalam briefing terakhir kepada Capa Kirang, Sintong memerintahkan, “Kirang, setelah ketiga pintu terbuka, kamu masuk terakhir. Kalau pembajak kesitu, kamu nda usah tergesa-gesa.”

Menurut evaluasi Sintong, Kirang terlalu cepat berlari menaiki tangga. Hal itu disebabkan oleh sifat prajurit Komando yang penuh pengalaman tempur itu, sangat agresif.

Anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang ikut dalam pembebasan sandera ketika terjadi pembajakan pesawat Garuda Woyla di Dong Muang, Bangkok, pada 1981. (Kompas/Kartono Ryadi)
Anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang ikut dalam pembebasan sandera ketika terjadi pembajakan pesawat Garuda Woyla di Dong Muang, Bangkok, pada 1981. (Kompas/Kartono Ryadi) ()

Ketika Kirang masuk, ia langsung berhadapan dengan pembajak yang berada dibelakang dengan sikap siap menembak.

Firasat gugurnya Achmad sudah dirasakan oleh rekannya yang lain.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved