Tak Hanya Ganas di Udara, Satuan Bravo 90 TNI AU Sangat Juga Mengerikan Gilas Musuh di Darat

Pasukan itu diberi nama Satuan Bravo 90 (Satbravo 90), yang anggotanya terdiri atas sejumlah personel Paskhas pilihan.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Sat Bravo Paskhas 90 

Pendidikan intelijen kembali dilaksanakan ketika mereka sudah benar-benar terjun sebagai personel operasional. Hanya pelaksanaannya sepenuhnya dilaksanakan di BIN selama tiga bulan.

Dua bulan berikutnya kembali ke materi kemampuan bertempur menggunakan beragam senjata dan beragam teknik.

Pendidikan spesialisasi antiteror dan lawan bajak udara (Atbara) yang mereka istilahkan sebagai kamp konsentrasi Atbara, yang semula dilaksanakan di Margahayu, Bandung, kini dilakukan di Rumpin.

Tahapan pendidikannya hampir sama dengan standar pasukan khusus dunia: dimulai dari building assault, aircraft assault, train assault, ship assault dan bus assault.

Aplikasi dari kelima teori dasar ini berupa perang hutan dan perang kota.

Pada tahapan lain tak ketinggalan materi longe range patrol. Teknik yang pernah dilaksanakan pasukan Ranger AS ketika bertempur di Vietnam.

Aksi Denjaka
Aksi Denjaka 

Tapi Ranger menyebutnya dengan istilah Long Ranger Reconnaissance Patrol (LRRP). Dengan kata lain, lewat materi ini personel juga diharapkan mampu menggelar operasi pengintaian (recce).

Khusus untuk gemblengan fifik, baik bagi tamtama, bintara maupun perwira standarnya sama.

Ada 12 item squad test yang mesti dijalani baik untuk menguji kekuatan badan atas maupun bawah.

Misalnya lari 3.200 m per 12 menit (standar 2.800 m per 12 menit), lari untuk kekuatan kaki lima kilometer 24 menit, dan renang sejauh dua kilometer tanpa perlengkapan khusus sambil menarik beban selama dua jam.

Puncak dari segala kegiatan adalah apa yang disebut hell week. Banyak cerita seram seputar sesi terakhir ini, baik di satuan khusus seperti Gultor Kopassus, Denjaka maupun Kopaska.

Namun apapun bentuk latihan keras itu, seleksi bak neraka di tahap penghabisan ini sebenarnya ditujukan untuk melihat apakah setelah “kekejam” itu, personel bersangkutan masih bersedia bergabung dengan Sat Bravo 90.

Pasalnya, kemampuan manusia ada batasnya itulah problem pasukan khusus.

Baca: Sejarah Kartu Kuning dan Merah dalam Sepak Bola. Dimulai dari Ide Ken Aston, Wasit Asal Inggris

Baca: Tuntutan Terhadap Ahmad Dhani akan Dibacakan Hari Ini, Sidang Digelar Siang Ini

Tak heran life time penugasan di unit khusus relatif singkat. Walau tidak eksplisit, Bravo mencoba membuat standar usia maksimal 35 tahun untuk kombatan.

Dalam menyusun organisasi, Bravo mengikuti standar organisasi pasukan khusus modern dan pakem yang sudah dibentuk pendahulunya, seperti Denjaka dan Sat-81.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved