Jadi Jenderal Besar Pertama Indonesia, Soedirman Cerdas Karena Berlatar Belakang Seorang Guru
Soedirman terpilih karena terkenal sebagai komandan tentara yang bijak dan bersikap kebapakan. Sikap ini sudah ditunjukkan
Tetapi ada yang tidak rela menyerahkan senjata inventaris negara mereka.
Permintaan lalu berubah menjadi perebutan dengan paksa, hingga menelan banyak korban di kedua belah pihak.
Baca: Identitas Pria yang Tepergok Dalam Kamar Angel Lelga, Vicky Prasetyo Nangis di Tempat
Baca: Update Terbaru Hasil Tes SKD CPNS 2018, 8 Instansi Telah Umumkan, Cek Link Pengumumannya di Sini
Berbeda dengan Banyumas. Tak ada pertumpahan darah dalam proses penyerahan senjata.
Itu berkat kearifan mantan Daidancho Soedirman dalam berunding. la juga memberikan jaminan perlindungan kepada bekas tentara Jepang.
"Para komandan TKR berbagai daerah yang hadir dalam rapat pimpinan di Markas Tinggi Tentara Keamanan Rakyat di Yogyakarta, kebanyakan dari Jawa Tengah," tulis Abdul Haris Nasution dalam "Tjatatan-tjatatan Sekitar Politik Militer di Indonesia" (Intisari Juni 1964).
"Dari Jawa Timur hanya beberapa, karena sebagian besar sedang bertempur mempertahankan wilayah melawan Belanda.
Dari Jawa Barat sebagian besar tidak dapat hadir, sedangkan dari Sumatera hanya hadir seorang kolonel yang mewakili enam divisi TKR."
Tapi bukan karena dominasi komandan TKR dari Jawa itu Pak Dirman terpilih dengan suara terbanyak.
Di kalangan para perwira tentara, Pak Dirman memang mempunyai kelebihan: teguh hati, lemah lembut tutur katanya, dan bersikap kebapakan mengayomi para bawahan.
Meski relatif masih muda, baru 29 tahun, ia pemimpin yang cepat mengambil keputusan mantap, lalu tegas bertindak.
Baca: Link Live Streaming Konser BLACKPINK Acara Ulang Tahun Shopee, Mulai Pukul 19.00 WIB
Baca: Begini Kronologi Isu Suap Persib Bandung, Mulai dari Patrich Wanggai Sampai Mau Main Kekerasan
Sebagian orang mengatakan Soedirman lahir 1912 di Bodaskarangjati, Rembang, tetapi sumber lain menyebutkan ia lahir di Purbalingga, 7 Februari tahun yang sama.
Yang jelas prestasinya mempersatukan pelbagai laskar ke dalam tubuh ketentaraan dipandang bukan prestasi sederhana. (Moh Habib Asyhad)
Artikel ini pernah dimuat di Intisari edisi Oktober 2000 dengan judul "Soedirman Sang Guru yang Jadi Panglima".
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM: