Sembunyikan Istri Petinggi GAM, Anggota Kopassus ini Harus Rela Diberondong Peluru Teman Sendiri

Yang paling berbahaya ketika Sersan Badri diberi tugas menyembunyikan istri Panglima GAM.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Indo Polhukam
Kopassus 

TRIBUNJAMBI.COM - Di antara anggota TNI prajurit Kopassus yang kisahnya melegenda, satu di antaranya adalah Sersan Badri (bukan nama sebenarnya).

Ia ditugasi masuk ke sarang musuh untuk mendapat informasi-informasi.

Kemampuan Sersan Badri tidak diragukan lagi, ia berhasil menjalankan misinya.

Saat itu, Sersan Badri diminta masuk ke lingkaran petinggi-petinggi GAM.

Baca: Jawaban Ruhut Sitompul ke Fadli Zon yang Jleb Banget Soal Dampak Sandiaga Uno Langkahi Makam

Baca: Ada Meme Soal Dirinya Dukung Prabowo-Sandi, Mahfud MD Malah Tertawakan Hal Tersebut

Misi yang dijalankan oleh Sersan Badri disebut sebagai misi super rahasia.

Hanya segelintir orang dan petinggi Kopassus yang memgetahui misi tersebut.

Pasukan Kopassus
Pasukan Kopassus 

Sebelum ditumpas habis, GAM memang berulah beberapa kali di Aceh.

Markas mereka berada di Lhokseumawe.

Melansir dari buku Kopassus untuk Indonesia, karangan Iwan Santosa dan EA Natanegara, Sersan Badri sempat mengumpulkan informasi terlebih dahulu sebelum terjun ke medan.

Ia memetakan situasi lapangan Aceh.

Akhirnya, Sersan Badri memutuskan menyamar sebagai seorang pedagang durian.

Ia mengirim dagangannya dari Medan ke Lhokseumawe.

Namun, bukan perihal mudah bagi Sersan Badri saat menjalani penyamarannya tersebut.

Baca: VIDEO Banjir Melanda Jelang Resepsi Pernikahan, Alhamdulillah Acara Berlangsung Lancar

Baca: Namanya Ninuk, Dialah Anak Andy Lau di Indonesia yang Tidak Banyak Diketahui Publik

Baca: LIVE SCORE! Hasil Pertandingan Badminton Hari ini dari Wakil Indonesia di Hong Kong Open 2018

Komando Pasukan Khusus (Kopassus)
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) (net)

Sersan Badri pernah ditempeleng aparat saat melewati pos penjagaan karena diminta jatah durian.

Setelah menyamar, Sersan Badri akhirnya berhasil bergabung dengan GAM.

Perjuangan Sersan Badri tak lantas berakhir justru tantangan misinya semakin sulit.

Sersan Badri diuji kesetiannya oleh pasukan GAM.

Selama tiga bulan lebih, ia mendapat tantangan dari GAM.

Beberapa kali, Sersan Badri mengecoh patroli TNI agar GAM tidak bisa disergap.

Ia juga diminta untuk meloloskan anggota GAM ke Malaysia.

Yang paling berbahaya ketika Sersan Badri diberi tugas menyembunyikan istri Panglima GAM.

Bahkan Sersan Badri sempat ditembaki oleh Kopassus, teman-temannya sendiri, saat GAM diserbu.

Setelah Idul Fitri pada 2004, Sersan Badri mendapat perintah dari Kopassus.

Baca: Unjuk Rasa di Kantor Gubernur Jambi, PMII Minta Pejabat yang Terlibat Korupsi Diadili

Baca: Kendala Pendataan KAT di Batanghari, Ada Pula yang Memiliki Istri Banyak, Sehingga Susah Didata

Baca: Aksi Penurun Bendera Gagal, Pendemo Hormat Bendera dan Nyanyikan Indonesia Raya di Gedung DPRD

Sersan Badri diperintahkan menangkap hidup atau mati tiga pimpinan GAM, yaitu Muzakir Manaf, Sofyan Dawood, dan Said Sanan.

Ia memberikan informasi persembunyian petinggi GAM tersebut.

Induk pasukan Kopassus diberitahu bahwa ketiganya berada di Cot Girek.

Setelah itu, tanggal dan jam penyerbuan ditetapkan.

Kopassus menyerbu markas GAM di rawa-rawa Cot Girek.

Satu target, Said Adnan dan ajudannya yang seorang desersi TNI berhasil dilumpuhkan.

Mereke tewas akibat luka tembakan di dada dan perut.

Namun, dua target lainnya berhasil lolos, yakni Muzakir Manaf dan Sofyan Dawood.

Keduanya lolos dari penyerbuan karena menyingkir ke kawasan Nisam.

Meski begitu, Sersan Badri berhasil menemukan senjata yang digunakan dan sumber dana GAM.

Sementara sumber dana GAM berasal dari perdagangan ganja kering yang berasal dari Aceh Timur dan Aceh Utara.

Baca: 3 Permintaan Anak Cristiano Ronaldo Asal Indonesia ini Dikabulkan Oleh Sang Mega Bintang

Baca: Cek Gudang Bantuan Bencana Banjir, Sekda Provinsi Jambi Sebut Ada 14 Ton Stok Beras

Ganja kering tersebut dikirim melalui kapal kecil dari jalur laut ke Malaysia.

Selain itu, GAM juga meraup uang dari perusahaan besar yang beroperasi di Aceh dan meminta dari warga setempat.

Mereka diwajibkan memberi dana perjuangan GAM mulai dari hewan ternak, sawah, dan kebun dikenakan pajak.

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved