Insiden Viaduk

Cerita Saksi Mata Penonton 'Surabaya Membara' Tergencet Kereta Api, Jatuh dari Ketinggian 7 Meter

"Saat itu banyak sekali pemuda pemudi yang menonton dari atas viaduk dan memenuhi rel kereta api," kata Sukri.

Editor: Duanto AS
SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
EVAKUASI - Petugas melakukan evakuasi pada korban yang luka saat terjatuh dari viaduk Jl Pahlawan untuk meonton gelaran Surabaya Membara karena tertubruk kereta yang melintas diatas viaduk, Jumat (9/11). Dua orang meninggal dalam kejadian itu dan enam mengalami luka-luka. 

TRIBUNJAMBI.COM, SURABAYA - Tragedi saat drama kolosal 'Surabaya Membara' digelar di depan Tugu Pahlawan, Jalan Pahlawan, Surabaya, pada Jumat (9/11/2018) malam, menelan nyawa tiga orang.

Saat acara berlangsung, sejumlah penonton yang berada di atas viaduk tertabrak kereta api, hingga ada yang terlindas dan jatuh dari ketinggian tujuh meter.

Dalam insiden ini ada tiga orang meninggal dan 19 lainnya terluka.

Sembilan belas orang terluka itu dirawat di tiga rumah sakit yang berbeda, yaitu RS Soetomo, RS Soewandhi dan Rumah Sakit PHC Surabaya.

Kereta api melintas ibu-ibu histeris

Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, Jumat (9/11/2108), seorang saksi mata insiden Surabaya Membara yang tertabrak kereta, Sukri (52), menuturkan dia berada bawah viaduk saat kejadian nahas itu.

Ia berada di badan jalan beberapa meter dari lokasi jatuhnya penonton dari atas viaduk.

Sukri menuturkan saat itu banyak penonton yang berada di atas viaduk hingga memenuhi rel kereta api.

"Saat itu banyak sekali pemuda pemudi yang menonton dari atas viaduk dan memenuhi rel kereta api," kata Sukri.

Baca: Syarat Jadi Anggota Kopassus, Harus Melalui Tahap Latihan Berat Hingga Dapat Baret Merah

Baca: Tahu-tahu Suami Siap Tempur di Pesawat Terbang, Mengungkap Kehidupan Istri Anggota Kopassus

Baca: Kronologi Insiden Viaduk Surabaya Membara yang Mengakibatkan 3 Orang Tewas

Baca: Erikawati Pelajar Kelas 3 SD, Jadi Satu di Antara Korban Tewas saat Insiden Viaduk Surabaya Membara

Sebelum melintas, (KA) barang dari Stasiun Gubeng menuju Stasiun Pasar Turi sempat membunyikan tanda akan melintas.

"Saat itu di atas sudah mulai gaduh, dan penonton yang di bawah viaduk mulai berteriak-teriak agar mereka penonton yang di atas turun," kata Sukri.

Kereta tidak berhenti, namun terus melintas di viaduk dengan pelan.

Dua pria yang terjatuh dari atas Viaduk Gubeng, Surabaya, Rabu (1/1/2014).
Dua pria yang terjatuh dari atas Viaduk Gubeng, Surabaya, Rabu (1/1/2014). (surya/m taufik)

Penonton di viaduk sebisa mungkin menghindari badan kereta api dengan saling memegang tubuh.

"Karena mereka saling berpegangan, karena satu jatuh, lainnya juga ikut jatuh," jelasnya.

Dia tidak mengetahui ada berapa penonton yang jatuh dari ketinggian sekitar 7 meter itu.

"Suasana saat itu mendadak gaduh, karena ibu-ibu berteriak histeris," jelasnya.

Sukri mengatakan baru tahu bahwa ada penonton yang terlindas setelah petugas membawa sebuah kantong berisi tubuh manusia ke bawah viaduk.

Penuturan ayah korban meninggal, penonton panik sempat saling dorong

Dilansir TribunWow.com dari TribunJatim.com, Sabtu (10/11/2018), Sahluki (41), seorang penonton drama 'Surabaya Membara' yang juga ayah dari korban meninggal dunia, Erikawati (9), membagikan kisah saat insiden berlangsung.

EVAKUASI - Petugas melakukan evakuasi pada korban yang luka saat terjatuh dari viaduk Jl Pahlawan untuk meonton gelaran Surabaya Membara karena tertubruk kereta yang melintas diatas viaduk, Jumat (9/11). Dua orang meninggal dalam kejadian itu dan enam mengalami luka-luka. (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)
EVAKUASI - Petugas melakukan evakuasi pada korban yang luka saat terjatuh dari viaduk Jl Pahlawan untuk meonton gelaran Surabaya Membara karena tertubruk kereta yang melintas diatas viaduk, Jumat (9/11). Dua orang meninggal dalam kejadian itu dan enam mengalami luka-luka. (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ) (SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Saat itu, dia bersama istrinya Liana (37) dan Erikawati menonton 'Surabaya Membara' dari atas viaduk.

Tiba-tiba kereta api dari arah Stasiun Gubeng menuju ke Stasiun Pasar Turi melintas di perlintasan viaduk sekira pukul 19.45 WIB.

Kereta itu melaju pelan melintas di samping kerumunan orang.

Ia menuturkan banyak orang yang berada di tempat itu takut tersenggol gerbong kereta api sehingga memicu kepanikan yang berujung saling dorong.

Ia beserta istri dan anaknya sempat terjungkal di dekat rel perlintasan disaat kereta api melintas.

Sehingga, tubuh mungil Erikawati terlepas dari pegangan ibunya.

Erikawati juga sempat terseret gerbong kereta api.

"Saya dan ibunya jatuh, putri saya tergeser (terkena) kereta api," ungkapnya di kamar jenazah RSUD dr Soetomo, Sabtu (10/11/2018).

Sahluki, ayah korban Erikawati yang meninggal dalam insiden viaduk Jalan Pahlawan Surabaya saat berada di ruangan kamar jenazah RSUD dr Soetomo, Sabtu (10/11/2018).

Sahluki, ayah korban Erikawati yang meninggal dalam insiden viaduk Jalan Pahlawan Surabaya saat berada di ruangan kamar jenazah RSUD dr Soetomo, Sabtu (10/11/2018). (Surya/Mohammad Romadoni)

Sahluki mengatakan, ia melihat istri dan anaknya terbaring di samping rel perlintasan kereta api.

Anaknya, Erikawati mendapat luka yang parah dan meninggal dunia, sedangkan istrinya Liana menderita patah kaki, dan saat ini dirawat di Rumah Sakit PHC Surabaya.

"Saya tidak luka, istri terluka tapi selamat, putri saya meninggal," ungkapnya.

Sang pembawa acara berteriak

Sedangkan menurut penuturan wartawan TribunJatim.com dari lokasi, di tengah pembacaan pembukaan doa, sang pembawa acara berteriak bahwa kereta akan melewati jalur jembatan atas yang penuh dengan warga.

Pembawa acara berteriak histeris bahwa seorang warga telah jatuh dan meminta bantuan paramedis.

Acara ditunda sementara sambil pembawa acara berteriak melalui mikrofon meminta bantuan paramedis untuk menolong korban.

EVAKUASI - Petugas melakukan evakuasi pada korban yang luka saat terjatuh dari viaduk Jl Pahlawan untuk meonton gelaran Surabaya Membara karena tertubruk kereta yang melintas diatas viaduk, Jumat (9/11). Dua orang meninggal dalam kejadian itu dan enam mengalami luka-luka.
EVAKUASI - Petugas melakukan evakuasi pada korban yang luka saat terjatuh dari viaduk Jl Pahlawan untuk meonton gelaran Surabaya Membara karena tertubruk kereta yang melintas diatas viaduk, Jumat (9/11). Dua orang meninggal dalam kejadian itu dan enam mengalami luka-luka. (SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Paramedis datang dan mengangkat dua kantong jenazah, satu dari atas jembatan rel, dan satu korban dari bawah jembatan bertutupan koran dan kardus coklat.

Kemudian semakin banyak mobil ambulans datang ke lokasi jembatan.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Komunitas 'Surabaya Membara' Taufik Monyonk alias M Taufik Hidayat menjelaskan, kejadian kecelakaan penonton di atas viaduk yang tertabrak kereta api di luar kendali pihaknya, dilasnir dari TribunJatim.com, Jumat (9/11/2018).

Taufik mengaku bahkan sudah mengingatkan berulang kali para penonton di atas viaduk.

Viaduk itu bertepatan dengan di atas bangunan kantor gubernur Pemprov Jatim dan Taman Tugu Pahlawan untuk turun.

"Kami sudah mengimbau berulang kali, mereka hanya acungkan jempol. Di luar kendali kita karena lokasi yang kita siapkan di Jalan Pahlawan. Lepas rel di luar pengawasan kita, bahkan penontom sampai Pasar Turi," katanya seusai acara selesai.

Taufik mengaku jarak pandangnya tidak sampai ke arah viaduk.

Menurutnya, dua tiga tahun lalu pada acara yang sama tidak pernah ada kereta yang melintas.

"Memang dua, tiga tahun lalu tidak ada kereta lewat, sampai selesai acara. Saya juga tidak tahu jadwal kereta lewat, kok tadi ada kereta lewat," tambahnya.

Proses evakuasi jenazah penonton Surabaya Membara yang tertabrak kereta api di Jalan Pahlawan, Surabaya, Jumat (9/11/2018).
Proses evakuasi jenazah penonton Surabaya Membara yang tertabrak kereta api di Jalan Pahlawan, Surabaya, Jumat (9/11/2018). (Tribunjatim.com/Felicia Sugianto)

Taufik menjelaskan, ini karena antusias masyarakat yang luar biasa besarnya, sehingga mereka memaksa bisa menyaksikan drama kolosal, dari tempat yang memungkinkan meski berbahaya.

Taufik menuturkan memiliki alasan kenapa pertunjukan itu tetap diteruskan meski pihak panitia sudah tahu adanya kecelakaan.

Menurut Taufik, teman-teman panitia telah bekerja keras untuk acara Surabaya Membara ini.

"Teman-teman ini sudah bekerja keras, banyak teman dari daerah juga sudah latihan 1 bulan, banyak yang syok juga. Kasihan kalau tidak jadi tampil. Meski begitu pertunjukan yang asalnya 60 menit nggak sampai, jadi 40 menit," kata Taufik.

Sebagai Ketua Komunitas Surabaya Membara, Taufik menyampaikan turut berduka, dan merasa khawatir beberapa korban di antaranya adalah adik-adiknya yang pernah mengikuti Surabaya Membara.

Taufik masih terlihat di lokasi acara, hingga usai dan meninggalkan tempat segera meski ada beberapa properti yang belum selesai dibersihkan.

Pada insiden ini diketahui 3 orang meninggal dan belasan terluka dirawat di tiga rumah sakit yang berbeda, aitu RS Soetomo, RS Soewandhi dan Rumah Sakit PHC Surabaya. (TribunWow.com/Roifah Dzatu Azmah)

Baca: Kronologi Insiden Viaduk Surabaya Membara yang Mengakibatkan 3 Orang Tewas

Baca: Penonton Drama Surabaya Membara Berjatuhan dari Viaduk, Ada yang Tewas

Baca: Lagi Populer Istilah Politik Genderuwo, Ini Asal Usul Mitos Genderuwo yang Suka Iseng dan Jorok

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved