Undang HTI Rapat, Gubernur Kaltim Isran Noor Blak-blakan Ngaku Salah di Mata Najwa, Sempat Protes
Undang HTI Ikut Rapat di Kantor Gubernur Kaltim, Isran Noor Blak-blakan Ngaku Salah Mata Najwa.
Menurutnya, pada saat pertemuan tidak ada hadir pimpinan HTI, dan ia yakin tidak ada HTI di Kalimantan Timur.
Isran Noor mengatakan, situasi saat itu sedang panas karena adanya pembakaran bendera di Jawa Barat karena itu ia pun merasa perlu menampung aspirasi ormas Islam di Kalimantan Timur.
“Itu sebuah strategi kebijakan,” kata Noor.
Mengenai pengibaran bendera bertuliskan kalimat tauhid, Isran Noor mengaku tidak tahu saat bendera itu dinaikkan di tiang depan Kantor Gubernur.
Namun, menurutnya, itu bukanlah bendera HTI.
Baca: Link Live Streaming Qatar Vs Korea Selatan Babak Semifinal Piala AFC U-19 2018 Mulai Pukul 16.00 WIB
Jadi menurutnya tidak ada yang salah dengan pengibaran bendera itu.
“Enggak ada masalah bendera itu. Orang itu kalimat tauhid kok!” katanya.
Kepala Satuan Koordinasi Nasional Barisan Ansor Serbaguna Alfa Isnaeni yang hadir juga sebagai narasumber menyatakan Isran Noor sebagai Gubernur terikat pada norma hukum dan norma-norma lain dalam bernegara dan berbangsa.
“Apakah yang dilakukan di kantornya beliau itu (pengibaran bendera bertuliskan kalimat tauhid) patut atau tidak, itu sebuah pertanyaan. Kami tidak men-judge. Tapi kami mempersilakan polisi untuk bergerak,” katanya.
Menurutnya, pengibaran bendera selain bendera Merah Putih adalah bentuk pengakuan sehingga kasus tersebut harus diperhatikan.
“Itu kan fasilitas publik. Milik pemerintah provinsi. Kalau ini nanti terjadi dimana-mana dan pemerintah pusat diam, Polri diam, negara ini akan jadi apa? Jadi apa republik ini?” katanya.
Baca: Lirik November Rain, Inilah Deretan Lagu yang Cocok Didengar di Cuaca yang Dingin Bulan November
Pada sesi diskusi sebelumnya, Isnaeni mengatakan anggotanya sudah paham bagaimana bendera milik HTI.
“Itu acara acara nahdliyin (Hari Santri) dan ada pengibaran bendera terlarang, anggota kami ambil tindakan. Dari hasil investigasi Banser, di hari yang sama, di 11 kabupaten kota terjadi pengibaran bendera. Artinya itu tersistematis,” kata Alfa.
Hal senada juga dikatakan oleh Ketua Umum PPP, Muhammad Rommahurmuziy.
Menurut Rommy,tidak mungkin tidak ada motif politik jika hasil investigasi Banser dan PBNU ditemukan bendera yang sama di sebelas daerah berbeda.