Ketika Jokowi & Prabowo yang Kekinian Demi Kaum Muda, Soekarno Dulu Dicemooh Saat Tampil Trendi

Ya, upaya para (calon) pemimpin merebut hati pemuda memang tidak mudah, dan itu sudah terjadi sebelum kemerdekaan Indonesia.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Presiden Soekarno 

Sedangkan dalam kasus tahun 1966 para pemuda justru berlawanan dengan Sukarno. Bahkan campur tangan asing (seperti Amerika Serikat) dalam menjatuhkan Bung Karno sudah terbukti.

Kedua peristiwa di atas - yang menggambarkan panas dinginnya hubungan Sukarno-Hatta dengan para pemuda - sedikit banyak sudah pernah diungkapkan dalam berbagai buku sejarah.

Yang agak jarang adalah kisah mengenai Sukarno (dan Hatta) di seputar Sumpah Pemuda. Terkesan bahwa perjuangan Sukarno dalam pergerakan nasional tidak bersentuhan dengan peristiwa yang terjadi tanggal 28 Oktober 1928. Pertanyaannya, apa yang dilakukan Sukarno ketika itu?

Arti Sumpah Pemuda sangat penting guna persatuan bangsa
Arti Sumpah Pemuda sangat penting guna persatuan bangsa (Majalah Hai edisi 1992)

Sumpah Pemuda tanpa Sukarno?

Tanggal 27-28 Oktober 1928 berlangsung Kongres Pemuda II yang berakhir dengan pembacaan sumpah tentang persatuan Indonesia. Peristiwa itu selalu dikenang. Nama-nama Soegondo Djojopoespito, M. Yamin, Amir Sjarifuddin, dan WR Supratman disebut-sebut dalam peristiwa bersejarah itu.

Tetapi Sukarno dan Hatta di mana? Apakah mereka tidak mendukung pernyataan penting itu? Sukarno berada di Hindia Belanda dan Hatta masih di Eropa. Sukarno tidak pernah ke luar negeri pada masa penjajahan Belanda.

Hubungan antara Perhimpunan Indonesia di Belanda dengan aktivis gerakan di Tanah Air terjalin melalui penerbitan mereka "Indonesia Merdeka" yang dikirim ke sini dan beredar di kalangan pegiat kemerdekaan.

Soegondo Djojopoespito yang belajar hukum di Batavia sejak tahun 1925 dan tinggal di sebuah rumah pegawai pos beruntung memperoleh majalah tersebut yang seharusnya disortir.

Baca: Tuntut Evaluasi 4 Tahun Kepemimpinan Jokowi-JK, Aliansi Mahasiswa Jambi Datagi DPRD Provinsi Jambi

Baca: Walikota Makassar: Kepala Daerah Harus Bisa Mengelola Sanitasi dengan Baik

Bacaan-bacaan itu menambah wawasan kebangsaannya, kemudian mendorongnya untuk melaksanakan Kongres Pemuda II pada 1928, yang mendudukkannya sebagai ketua panitia.

Terdapat beberapa kelompok diskusi di Pulau Jawa antara lain Indonesische Studiedub di Surabaya sejak tahun 1924 yang dipimpin Sutomo. Ada juga Algemeene Studiedub di Bandung dengan tokoh utamanya Sukarno sejak tahun 1925.

Wacana kebangsaan berembus lewat komunikasi media tertulis atau melalui pulang-pergi beberapa tokoh pergerakan dari Hindia Belanda ke Eropa. Sutomo berangkat ke Belanda melanjutkan studi pada 1919 dan menjadi Ketua Indische Vereeniging 1921-1922.

Profil Bung Karno
Profil Bung Karno 

la pulang ke Indonesia tahun 1923. Di Algeemene Studiedub Bandung terdapat nama Iskaq Tjokrohadisurjo, anggota Perhimpunan Indonesia yang pulang ke tanah air tahun 1925.

Sukarno mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia (PNI) Juli 1927 di Bandung. Partai ini pada mulanya partai kader. Secara serius Sukarno mendidik belasan kadernya yang pada gilirannya menatar calon aktivis lainnya. Bulan Oktober 1928 misalnya PNI cabang Bandung melakukan kursus kader seperti diceritakan Maskoen Soemadiredja.

Namun sebelumnya, Desember 1927, Sukarno telah berhasil merealisasikan Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) yang semula terdiri atas tujuh organisasi (PNI, Partai Sarekat Islam, Boedi Oetomo, Pasundan, Sarekat Sumatra, Kaum Betawi, 1956 dan Indonesische Studiedub).

Kegiatan Sukarno itu dianggap berbahaya oleh pemerintah kolonial. Tabrani yang mengetuai Kongres Pemuda I tahun 1926 dan kemudian belajar di Eropa, menulis kepada Sukarno bulan Desember 1928, "Lebih baik kamu di belakang layar saja atau lebih baik lagi meninggalkan Tanah Air untuk sementara.".

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved