Peluru Sniper Musuh 'Incar' Kepala Anggota Kopassus, Kompi C Diserang Musuh Terlatih di Saparua
Mabes TNI kemudian mengirimkan batalyon elite yang terdiri dari Sat Bravo 81 Kopassus, Denjaka Marinir dan Bravo Paskhas.
Tubuh Asrofi terkulai melemah di pangkuan Asep yang dengan telaten merawat rekannya itu.
Suasana haru, di dalam hati masing-masing terucap doa pada Tuhan, agar prajurit terbaik itu bisa selamat dan kembali ke rumah menemui keluarganya.
Namun, hari itu takdir berkata lain, TNI kehilangan seorang prajuritnya di medan tugas Tanah Saparua.
Tepat di bawah Pohon Ketapang itu, Serda Asrofi gugur di pangkuan Kopral Asep Darma.
Yudi menolak memakamkan Serda Asrofi di desa Muslim atau Kristen.
Dia membawa pulang jenazah anak buahnya itu.
Kejadian itu menyadarkan warga dua desa, bahwa tak ada keberpihakan YonGab di Ambon. Bahkan, salah seorang prajuritnya harus gugur karena mendamaikan kelompok yang bertikai.
Kompi C terus berada di Saparua selama tiga minggu lamanya.
Mereka meneruskan tugas untuk merazia senjata api dan mendamaikan konflik SARA yang membuat Ambon menangis. (Sripoku.com/Candra)
TRIBUNJAMBI DI INSTAGRAM:
Baca: Kisah Cinta Anggota Kopassus yang Selalu Bawa Bekal Buatan Istri dari Rumah, Romantis dan Hormat
Baca: The Ghost of Everest Jalan Bareng Anggota Kopassus, Taklukkan Puncak Everest
Baca: Benny Moerdani Banting Baret di Depan Try Sutrisno dan Edi Sudrajat, Seisi Ruangan Kaget