Jejak Karier dan Pendidikan Hanum Salsabiela Rais, Dokter Gigi jadi Jurnalis
Jejak karier dan pendidikan Hanum Hanum Salsabiela Rais. Dia bersekolah di kampus ternama di fakultas ...
TRIBUNJAMBI.COM - Kasus hoax Ratna Sarumpaet berbuntut ke Hanum Salsabiela Rais. Anak Amien Rais ini diadukan ke Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI).
Laporan itu terkait pernyataanya yang mengomentari luka di wajah aktivis Ratna Sarumpaet.
Hanum dianggap telah melanggar kode etik kedokteran dan menggunakan referensi profesi secara tidak benar, sebagaimana dituliskan di kompas.com.
Aduan tersebut disampaikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Syarikat 98, Hengky Irawan.
Henky menduga, Hanum telah melanggar kode etik kedokteran setelah menyatakan dirinya seorang dokter yang telah meraba dan memeriksa luka Ratna Sarumpaet.
Saat itu, Hamum menyatakan dirinya membedakan gurat luka pascaoperasi dan mana luka pascapenganiayaan.
Padahal, belakangan Ratna mengakui berbohong mengenai penganiayaan yang dialami.
Baca: Materi Ujian CPNS 2018 dari BKN, Ini yang Harus Dipelajari Pelamar
Baca: Link untuk Mengecek Hasil Seleksi Administrasi CPNS 2018, Pengumuman 21 Oktober 2018
Baca: Pendaftaran Beasiswa Pemerintah Provinsi Jambi 2018, Ini Link dan Syarat
Atas dasar itu, Hengky beserta jajaran pengurus DPN Syarikat 98 mendatangi kantor Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) di Jakarta Timur, pada Jumat (19/10/2018).
"Kami prihatin atas penggunaan gelar akademik kedokteran oleh yang bersangkutan untuk menjustifikasi kebohongan tentang penganiayaan Ratna Sarumpaet," kata Hengky, di kantor PB PDGI seperti dikutip Tribunnews.com.
Dia mengatakan, profesi kedokteran, termasuk kedokteran gigi merupakan keahlian tertentu yang hanya dimiliki oleh mereka yang mendalami pengetahuan tentang itu.
Menurut dia, keahlian itu tentu sangat berbahaya apabila dipergunakan untuk mengukuhkan kabar bohong sehingga bisa menyesatkan khalayak.

Tentu dampaknya akan berbeda apabila yang menyebarkannya adalah orang awam di bidang tersebut.
Berdasarkan pernyatannya di medsos, Hanum dinilai terindikasi melakukan pelanggaran Kode Etik Profesi Kedokteran Gigi di Pasal 4 ayat 2, Pasal 6, Pasal 20 ayat 1,2, dan 3.
Untuk itu, dia menuntut, PB PDGI mencabut izin profesi Hanum Rais.
Melalui pencabutan izin profesi, dia menambahkan, diharapkan dapat mendisiplinkan Hanum Rais agar bertanggungjawab dengan profesi selaku dokter gigi serta menghayati pasal-pasal Kode Etik Dokter Gigi Indonesia.
"Kami berharap penegakan atas pelanggaran kode etik dapat berdampak pada terlindunginya ketenangan masyarakat oleh pernyataan-pernyataan yang mereferensi profesi tersebut secara tidak berdasar," tambahnya.
Pada 2 Oktober 2018, Hanum Rais dalam akun twitter @hanumrais menuliskan "Sy juga dokter. Sy melihat meraba dan memeriksa luka Bu Ratna kemarin. Sy bisa membedakan mana gurat pasca operasi&pasca dihujani tendangan, pukulan. Hinalah mereka yang mengangga sbg berita bohong. Krn mereka takut, kebohongan yang mereka harapkan, sirna oleh kebenaran."

Cuitan di media sosial twitter ini merujuk pernyataan Ratna Sarumpaet yang mengaku menjadi korban penganiayaan pelaku misterius di daerah Bandung, Jawa Barat, pada 21 September 2018.
Belakangan, Ratna mengakui penganiayaan tersebut hanya karangannya semata. Ia pun sudah ditetapkan tersangka dan ditahan polisi. Hingga saat ini, Kompas.com masih mencoba meminta komentara Hanum Rais.
Jejak karier dan pendidikan Hanum Hanum Salsabiela Rais
Hanum Salsabiela Rais di Yogyakarta, 12 April 1982.
Hanum merupakan mantan presenter berita di sebuah stasiun televisi swasta.
Baca: BNPB Klarifikasi Video Viral Wanita Terkubur Lumpur di Palu, Ini Katanya
Hanum Salsabiela Rais menempuh pendidikan dasar Muhammadiyah di Yogyakarta hingga mendapat gelar Dokter Gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada.
Dituliskan di wikipedia, ketika sang suami yang bernama Rangga Almahendra (dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM) melanjutkan kuliah di Eropa, Hanum memulai petualangannya di Eropa.
Di sana, Hanum bekerja untuk proyek video podcast Executive Academy di WU Vienna selama 2 tahun. Ia juga tercatat sebagai koresponden sebuah media Indonesia bagi kawasan Eropa dan sekitarnya.
Pada 2010, Hanum menerbitkan buku pertamanya berjudul Menapak Jejak Amien Rais: Persembahan Seorang Putri untuk Ayah Tercinta. Sebuah novel biografi tentang kepemimpinan, keluarga dan mutiara hidup. Setelah itu, ia menerbitkan buku Berjalan di Atas Cahaya dan 99 Cahaya di Langit Eropa yang kemudian diadaptasi menjadi film 99 Cahaya di Langit Eropa dan 99 Cahaya di Langit Eropa Part 2.
TRIBUN JAMBI DI INSTAGRAM:
Baca: Adu Popularitas dan Penghasilan Nella Kharisma Vs Via Vallen, Perkiraan Selisih Miliaran Rupiah
Baca: Hanum Rais Sebut Ratna Sarumpaet Cut Nyak Dien Masa Kini Usai Dianiaya hingga Babak Belur
Baca: Jejak Digital Hanum Rais yang Mengkhawatirkan, Tompi Bilang Tulisan Dibuat secara Sadar