Wisata Jambi

3 Fakta Menarik Masjid Magat Sari, Tempat Persinggahan Ulama Timur Tengah

Masjid yang dibangun tahun 1906, zaman Kesultanan Jambi ini kerap jadi persinggahan para musafir Timur Tengah.

Penulis: Teguh Suprayitno | Editor: Teguh Suprayitno
Tribun Jambi/Teguh Suprayitno
Masjid Raya Magat Sari, Kota Jambi, yang kerap jadi persinggahan ulama Timur Tengah. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Masjid Raya Magat Sari menjadi saksi sejarah siar Islam di Jambi. Belakangan, masjid ini menjadi salah satu tujuan wisatawan yang berkunjung ke Jambi.

Selain, sebagai tempat ibadah umat Islam di Jambi, ada fakta menarik tentang Masjid Raya Magat Sari ini.

1. Dibangun masa kesultanan

Masjid Raya Magat Sari dibangun semasa perjuangan Sultan Thaha melawan Belanda pada 1906. Masjid ini dianggap sebagai masjid tertua di Kota Jambi.

Menurut Abu Bakar, satu di antara pengurus Masjid Magat Sari, lokasi masjid ini merupakan tanah wakaf Syekh Hasan bin Ahmad Bafadhal.

Itu diperoleh secara turun-temurun sejak 1276 Hijriyah atau sekitar tahun 1850-an Masehi, dari masa pemerintahan Kesultanan Jambi Pangeran Mangkunegara.

Tokoh-tokoh masyarakat yang memprakarsai pembangunan masjid ini, antara lain, Syaid Abdurrahman bin Ahmad Bafadhal, H Ibrahim bin Hasan, dan H Bas Saleh.

Selain itu, ada pula nama-nama tokoh lainnya, seperti H Hasan bin Ahmad Bafadhal, H Abdul Rahman Sutro, Syaid Salim Alkaf, H Muhammad bin H Husin Bafadhal, dan H Ibrahim Qurun.

Setelah dibangun, masjid ini telah mengalami beberapa kali renovasi, yaitu pada 1923, 1937, 1950 dan 1970.

Masjid Raya Magat Sari
Masjid Raya Magat Sari (Tribun Jambi/Teguh Suprayitno)

2. Jadi persinggahan ulama Timur Tengah

Masjid Magat Sari kerap jadi persinggahan para musafir  dan ulama dari Timur Tengah. 

Puasa lalu, ulama dari Palestina singgah ke Magat Sari untuk mensiarkan agama Islam. Mereka juga menggalang dana untuk membantu umat Islam di Palestina.

“Ulama dari Arab kalau ke Jambi sering ke sini,” kata Sarjono, pedagang yang sering mangkal di sekitar masjid.

Baca: Raja Setinggi 7 Meter Itu Dimakamkan di Bungo, Bukti Adanya Kerajaan Tanah Sepenggal

Masjid Raya Magat Sari
Masjid Raya Magat Sari (Tribun Jambi/Teguh Suprayitno)

3. Tradisi nasi minyak

Saat Ramadan, masjid ini punya tradisi Timur Tengah yang terus dilestarikan hingga kini. Sebulan penuh, panitia masjid menggelar acara buka puasa bersama jamaah masjid.

Yang menjadi ciri Timur Tengah adalah nasi minyak, yang disajikan dengan kuah kari daging kambing. 

Baca: Air Panas Semurup, Keajaiban Alam Jambi yang Menyimpan Misteri

Nasi-nasi minyak itu disajikan di atas nampan seng, jumlahnya bisa sampai 200 nampan. Satu nampan bisanya untuk berdua. Biasanya, nasi minyak ini akan dihidangkan saat malam Jumat.

Sebelum berbuka, pengurus masjid juga telah menyiapkan kurma sebagai menu pembuka.

Bila Anda ke Jambi pada Ramadan nanti, cobalah singgah ke Masjid Magat Sari untuk mencicipi nasi minyak ala Timur Tengah.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved