Misi Sukses Kopassus yang Sempat Gagal Karena Pergantian Senjata, Hingga LB Moerdani Berang

Pada 23 Maret 1981 pesawat komersil maskapai penerbangan Garuda Indonesia DC-9 dengan 48 penumpang dibajak 5 teroris

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kopassus selamatkan pesawat yang dibajak teroris 

Mayjen Benny lalu memerintahkan ajudannya untuk mengambil peluru baru di kantornya yang berlokasi di Tebet, Jakarta dan hanya berjarak beberapa menit dari Lanud  Halim.

Ketika peluru yang masih baru dicoba ternyata bisa meletus sempurna. Jadi penyebab kemacetan ternyata peluru yang semula dibagikan sudah kadaluwarsa.

Setelah semua pasukan antiteror mencoba semua senjatanya dan sukses , pesawat pun bertolak ke Bangkok dan tiba pada 30 Maret 1981.

Pada 31 Maret 1981 dini hari pasukan antiteror pun menyerbu pesawat DC-9 Woyla yang dibajak dan sukses membebaskan sandera sekaligus melumpuhkan 5 teroris dalam waktu tiga menit.

Namun yang pasti, jika Kolonel Sintong tidak memberanikan diri untuk mencoba menembakkan MP5, operasi pembebasan sandera bisa dipastikan gagal.

Pasalnya kelima pembajak bersenjata pistol dan granat tangan serta  merupakan orang-orang terlatih dalam penggunaan senjata api.

Baca: Tahapan Seleksi CPNS 2018 Setelah Daftar di sscn.bkn.go.id, Ini Urutannya

(Sumber : Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas 2009).

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved