Detik-detik Tiga Prajurit Kopassus Taklukkan Puncak Everest, Asmujiono Teriak Allahu Akbar, Komando!

Dia menyingkirkan semua apa yang ada kepalanya, dan langsung memakai Baret Merah keatas kepalanya, kemudian mengambil bendera merah putih

Editor: bandot
Prajurit Kopassus Pratu Asmujiono saat sampai di puncak Gunung Everest pada tahun 1997 

Iwan berjalan pelan pula, namun bisa dilihat kemampuan koordinasinya berkurang meski mentalnya masih kuat.

Baca: Susupi Tubuh GAM, Misi Hidup-Mati Anggota Kopassus ini Cuma Diketahui Komandannya Saja

Misirin menunjukkan dari semuanya ialah yang paling mantap, karena itu kami memberikan dia kesempatan sebagai orang yang pertama mencapai puncak.

Tekad dari orang tiga ini tidak terpecahkan, kesempatan mencapai puncak, tidak mau mereka sia-siakan.

Terpikir diotak saya, biar satu orang saja yang muncak, biarkan yang lainnya turun.
Ah…! nanti saja saya pikirkan, kalau kami sudah melalui Hillary Step.

Anatoly Boukreev dan dua orang serdadu Kopassus pada ekspedisi pendakian Everest.
Anatoly Boukreev dan dua orang serdadu Kopassus pada ekspedisi pendakian Everest. (chirpstory.com)

Tiba-tiba saya bisa merasakan Asmujiono konsentrasinya semakin berkurang, dan saya instruksikan Dr. Vinogradski untuk mengamati Asmujiono.

Bashkirov dan Misirin berjalan paling depan, setelah itu Iwan dan saya, Asmujiono dan Dr. Vinogradski terakhir di belakang.

Punggungan gunung hari ini tampaknya lain dari biasanya, lebih terjal dan saljunya tebal sekali. Iwan bisa maju dengan perlahan, namun pada satu tempat badannya oleng.

Untunglah disaat yang kritis itu ia berhasil diselamatkan dengan tali pengaman.

Ketika saya sedang memperlihatkan padanya bagaimana cara menggunakan linggis es (Ice Pickels) di punggung gunung secara benar, disini jelas terlihat bahwa saya sedang berhadapan dengan orang yang baru 4 bulan lalu untuk pertama kali dalam hidupnya melihat salju.

Baca: Seluruh Wilayah Indonesia Berpotensi Gempa, Ini Daerah Paling Rawan Gempa Bumi Versi ESDM

Saya bertanya kembali kepada diri saya sendiri “Apa artinya semua ini, bagi orang Indonesia?”.

Bahkan sebagai seorang atlet, saya tidak akan mempertaruhkan nyawa hanya sekedar untuk sampai ke puncak.

Tapi serdadu ini punya prinsip luar biasa.

Mereka rela mempertaruhkan nyawa mereka untuk keberhasilan ekspedisi ini.

Setelah Iwan berjuang melalui punggungan gunung, dimana pada fase ini saya harus terus mengamati, kami mendaki terus perlahan dan saya sampai di kaki Hillary Step.

Jalur ke Puncak Everest.
Jalur ke Puncak Everest. ()

Saya sampai di ujung Hillary Step, selagi Iwan dan Asmujiono yang berjalan dibelakang saya melewati punggung gunung.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved