Seorang Bocah Meninggal, Update Informasi Gempa Hari Ini, Tiga Orang Tewas Korban Gempa Situbondo,
Update Informasi Gempa Hari Ini, Bocah Meninggal Tiga Warga Dikabarkan Jadi Korban, sejumlah orang juga mengalami luka-luka
TRIBUNJAMBI.COM - Update Informasi Gempa Hari Ini, Bocah Meninggal Tiga Warga Dikabarkan Jadi Korban, sejumlah orang juga mengalami luka-luka.
Gempa dengan magnitudo 6,4 mengguncang wilayah Situbondo pada Kamis dinihari.
Tiga warga dikabarkan meninggal akibat gempa bermagnitudo 6,4 yang berpusat di timur laut Situbondo, Jawa Timur, Kamis (11/10/2018) dini hari.
Gempa tersebut sangat terasa hingga wilayah Madura, yakni Kabupaten Sumenep, Pamekasan, Sampang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep Rahman mengatakan, ada tiga korban meninggal dunia akibat bencana tersebut.
Baca: Update Informasi Gempa Hari Ini di Situbondo Magnitudo 6,4, Inilah Foto-foto Kerusakan Usai Gempa
Dua korban di antaranya bernama Nur Kamilia (7) dan Nadhar (55). Keduanya asal Desa Prambanan, Kecamatan Gayam, Kabupaten Sumenep.
"Yang jelas saat ini masih dua korban. Yang satu masih identifikasi," kata Rahman kepada Kompas.com.
Berdasarkan keterangan pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana, pada saat gempa, korban tidur dan tak sempat menyelamatkan diri sehingga tertimpa bangunan yang roboh.
Selain ketiga korban jiwa tersebut, banyak bangunan milik warga mengalami kerusakan.
Kerusakan rumah banyak terjadi di Kecamatan Gayam Pulau Sapudi, Kecamatan Bluto, Kecamatan Kalianget, dan Kecamatan Batang-Batang.
"Kami masih melakukan pendataan terkait kerusakan gedung dan rumah. Yang kami terima, ada yang rusak berat, ringan dan sedang. Perkembangan selanjutnya akan terus kami update," kata Rahman.
Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, selain 3 orang tewas, adalah 4 orang dilaporkan terluka akibat gempa Situbondo.
Foto-foto Kondisi Pasca Gempa
Gempa bumi mengguncang daerah Situbondo, Jawa Timur, Kamis (11/10/2018) dinihari saat kebanyakan warga tengah terlelap.
Dilansir dari akun resmi BMKG @infoBMKG gempa dengan magnitude 6,4 terjadi pada 11 Oktober 2018 pada pukul 01.44 WIB.
Lokasi gempa yakni di koordinat 7.42 LS,114.47 BT, 61 km Timur Laut Situbondo Jawa Timur.
Gempa dengan kedalaman 10 km tersebut menurut BMKG tidak berpotensi tsunami.
Baca: Hati-hati, Uang Palsu Beredar di Tebo, Dua Pedagang Ini Kesal dan Langsung Merobeknya
#Gempa Mag:6.4, 11-Oct-18 01:44:57 WIB, Lok:7.42 LS,114.47 BT (61 km TimurLaut SITUBONDO-JATIM), Kedalaman:10 Km, tidak berpotensi tsunami #BMKG
Getaran gempa dirasakan dirasakan di beberapa wilayah di Jawa Timur, antara lain Banyuwangi, Bondowoso, Jember, hingga Malang. Bahkan gempa juga dirasakan hingga ke Denpasar, Bali.
Sejumlah warga Kota Sumenep Madura, Jawa Timur, berhamburan ke luar rumah saat gempa Situbondo hari ini berkekuatan 6.4 SR terjadi tepat pukul 01:44 dini hari WIB, Kamis (11/10/2018).
"Gempa...Gempa..," begitu teriak mereka sambil keluar dari rumah.
Gempa di Timur Laut Situbondo Merusak Rumah warga Kabupaten Jembrana
Gempa M 6,4 di Timur Laut Situbondo, Warga Sumenep Paling Terdampak
Di RSUD dr H Moh Anwar Sumenep tampak sejumlah pasien dievakuasi ke luar ruangan sal rumah sakit lantaran ada gempa bumi.

Pasien RSUD dr M Anwar Sumenep berhamburan keluar akibat gempa Situbondo hari ini , Kamis (11/10/2018) dinihari.
Gempa dengan kekuatan magnitudo 6,4 dengan pusat gempa berada di 61 kilometer timur laut Situbondo, Jawa Timur, sekitar pukul 01:44:57 WIB pada Kamis (11/10/2018).
Hingga Kamis (11/10) pukul 04:00, BNPB mencatat 3 orang dinyatakan meninggal dunia di Sumenep, Madura akibat runtuhnya tembok dan 4 orang luka-luka serta sejumlah bangunan rusak.
Baca: Kenaikkan BBM Non Subsidi Berdampak pada Penguatan Nilai Tukar Rupiah
Baca: Selain Gempa Bumi di Situbondo, Papua Niugini Juga Terjadi Gempa Berkekuatan 7,0 SR
Beredar sejumlah foto yang menunjukkan kepiluan dan dahsyatnya gempa yang terjadi dini hari tadi.
Sejumlah rumah ambruk dan beberapa badan jalan terbelah.
Belum lagi situasi mencekam di sebuah rumah sakit di Sumenep Jatim.
Berikut rangkuman foto-fotonya:

Terkait dengan penyebab gempa disertai tsunami yang terjadi di daerah Donggala-Palu diduga pemicunya adalah sesar mendatar/strike-slip fault Palu Koro yang sifat geraknya mengiri (sinistral).
Baca: Ridwan Kamil Tanggapi Ada Grup FB Gay Diikuti Ribuan Pelajar di Garut, Iya, Saya Prihatin
Sesar memanjang yang memiliki arah barat laut-tenggara diperkirakan memiliki kesinambungan dengan sesar Matano yang berada di sebelah Timur.

Bahkan lebih ke timur lagi diperkirakan berhubungan dengan sesar Sorong-Banda hingga samudera Pacific/ Uniknya sesar mendatar tidak lazim meng-generate tsunami.
Hal ini memunculkan pertanyaan dan debat para ahli geologi.
Setelah kami melakukan berbagai diskusi dan kajian bersama dengan para geoscientist dapat disimpulkan bahwa ada dua kemungkinan yang menjadi pemicu tsunami di daerah tersebut.

Yakni aktifitas sesar Palu Koro telah memicu reaktivasi sesar naik/thrust fault di bagian barat sesar Palu- Koro, meliputi wilayah Selat Makassar, daratan bagian barat Pulau Sulawesi, termasuk bagian Teluk Palu. (perhatikan Gambar 1)
Kemudian aktifitas sesar Palu Koro memicu sesar normal yang berada di pull apart basin/lembah termasuk di teluk dan lembah Palu.
Sesar Palu-Koro selain sebagai strike slip yang memiliki gerakan mendatar juga merupakan transtension yang memiliki komponen realizing band di bagian tengah sesar yang dapat bergerak turun dan naik. (Gambar 2. b-c)
Gerakan tersebut selanjutnya memicu longsor bawah laut. Teluk Palu yang diduga kuat meng-generate tsunami baru-baru ini.
Termasuk aktifitas liquefaction di Patobo, pasir dan lempung jenuh air yang merupakan endapan kuarter (molasses deposite) berada di atas segmen-segmen sesar.
Sesar Palu Koro yang memiliki sifat geraknya mengiri (handover)
Nah, ketika dasar endapan sedimen bergerak, maka bagian atasnya kehilangan kekuatan dan kekakuan (loses strength and stiffnesss) sehingga dengan mudah mengalami likuifaksi. (Gambar 2. b)
Kondisi morfologi wilayah, dimana ujung sesar bersentuhan langsung dengan lautan membentuk sebuah teluk, tentu sangat memungkinkan gerakan naik dan turun di bagian pull apart basin sesar sehingga dapat memicu terjadinya tsunami.
Hal inilah sebagai bagian pengecualian bahwa sesar mendatar tidak lazim berpotensi menghasilkan tsunami. Namun demikian efek sebaran wilayah jelajah tsunaminya kemungkinan tidak seluas jika dibandingkan dengan kejadian pada wilayah zona subduksi dengan perairan terbuka.
Gempa Jarang Terjadi di Wilayah Atas Pulau Jawa
Dalam siaran langsung di Kompas TV Daryono Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG menyebutkan gempa bumi tidak berpotensi tsunami.
Lebih lanjut Ia mengatakan gempa yang terjadi di Situbondo mirip dengan yang terjadi di Lombok.
Gempa yang terjadi merupakan tektonik dengan tipe cesar naik.
Dia mengatakan gempa Situbondo tergolong unik, pasalnya wilayah atas pulau Jawa menurutnya jarang terjadi gempa.
Apalgi terjadi gempa dangkal di wilayah tersebut.