Nasib Rokus Barendregt Visser, Bapak Kopassus yang Dulunya Tentara Elit Belanda
Mochamad Idjon Djanbi adalah komandan pertama Kopassus atau saat itu disebut Kesatuan Komando Angkatan Darat
Benny digembleng oleh Idjon Djanbi selama enam bulan.
Kerasnya latihan membuat Benny dan kawan-kawan sering menggerutu di belakang sang komandan.
Sosok Idjon Djanbi digambarkan oleh Aloysius Sugiyanto, angkatan pertama yang juga dilatih oleh Idjon Djanbi.
Aloysius Sugiyanto mengatakan idjon Djanbi adalah komandan dengan disiplin tinggi.
Penolakan yang dilakukan oleh siswa terhadap Idjon Djanbi tidak mendapat tanggapan.
Ken Boy dalam bukunya, Kopassus, mengatakan sejumlah pemimpin militer setuju melucuti kewenangan Djanbi, termasuk mengurangi porsi dalam melatih.

Namun, rencana tersebut tak dapat terlaksana karena belum ada calon yang kuat untuk menggantikan Djanbi.
Akhirnya, Mayor RE Djaelani dari Divisi Siliwangi diangkat sebagai wakil dari Idjon Djanbi.
Setelah melalui pelatihan keras, sebanyak 44 siswa dari 80 orang dinyatakan lulus, Benny salah satu di antaranya.
Meski dinyatakan lulus, bukan berarti penolakan mereka terhadap Idjon Djanbitelah padam.
Pada 25 Juli 1955, KKAD berganti nama menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat atau RPKAD.
Baca: Negara-negara di Dunia Anggap Dinas Intelijen Militer Rusia Ancaman yang Agresif
Setahun kemudian, kekuatan RPKAD meningkat berkali lipat.
RPKAD menerima 126 siswa sebagai tambahan kekuatan.
Merasa kemampuannya bertambah, kader senior RPKAD mengusulkan agar komandan diganti menjadi pribumi.
Para petinggi militer di Jakarta setuju dengan usul tersebut.