Baru 5 Bulan Lulus Akmil, Pria Ini Gagalkan Pembajakan Pesawat, Lempar Pistol ke Pilot
Saat pesawat berada di ketinggian 14.000 kaki, Hermawan memaksa masuk ke kokpit. Seorang awak kabin mencoba melarang, namun ....
Kebetulan, dari tempat ia berdiri bisa dengan leluasa menghadap kearah pesawat.
Setelah memperhatikan dengan saksama, Bambang melihat sesuatu yang aneh pada pesawat yang dibajak.
Dari jendela kokpit ada tangan melambai-lambai. Bambang tidak mengerti apakah itu tangan pilot atau tangan co-pilot.
Waktu itu hari sudah hampir magrib. Saat tangan melambai-lambai di jendela kokpit, di kabin penumpang tampak ada bayangan orang berjalan mondar-madir.
Jika jendela kokpit tertutup, bayangan orang mondar-mandir itu hilang. Keadaan itu berlangsung berkali-kali. Bambang menyimpulkan, bayangan orang yang berjalan mondar-mandir itu bisa jadi si pembajak.
Rupanya perkiraannya benar.
Dari informasi yang disampikan oleh pilot ke petugas di air traffic control dan diteruskan ke para pejabat di ruang tunggu bahwa, pembajak mulai panik karena tuntutannya tidak dipenuhi. Dia mengacak-acak barang milik penumpang.
Situasi itu benar-benar Bambang manfaatkan.
Spontan saja, berbekal pengamatannya, Bambang memberanikan diri berjalan dan berlari-lari kecil mendekati pesawat.
Tanpa ada rasa takut, Bambang dengan berjingkat-jingkat mendekati pesawat. Arah yang dituju adalah moncong pesawat, jendela tempat di mana pilot atau co-pilot melambai-lambaikan tangannya.
Namun, body pesawat itu terlalu tinggi buat Bambang.
Dengan setengah berteriak, dia meminta bantuan seorang petugas apron untuk menarik tangga di dekat pesawat.
Suara mesin dan baling-baling yang terus berputar, membuat pembajak tak melihat aksi nekat Bambang.
Akhirnya, dia berhasil menggeret sebuah tangga.
Walaupun sudah naik tangga, Bambang tetap tak bisa leluasa menembak pembajaknya. Jendela cokpit hanya sampai di muka Bambang.