Sempat Dekat dan Dibantu Ahok, Tetangga Beberkan Sifat Asli Ratna Sarumpaet dan Anak-anaknya
Ratna kini telah mendekam di tahan kepolisian usai ditangkap ketika akan berangkat menuju negara Chile kamis lalu (4/10).
TRIBUNJAMBI.COM - Sebelum menjadi satu diantara orang yang paling vokal mengkritik Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok, Ratna Sarumpaet merupakan satu diantara pendukung Ahok.
Ada yang berbeda dari sosok Ratna Sarumpaet dibandingkan di layar televisi menurut tetangganya.
Fakta baru terus terbongkar dalam kasus hoax penganiayaan yang menjerat aktivis Ratna Sarumpaet.
Ratna kini telah mendekam di tahan kepolisian usai ditangkap ketika akan berangkat menuju negara Chile kamis lalu (4/10).
Terkuak jika kepergian Ratna ternyata dibiayai oleh pemerintahan daerah (Pemda) DKI.
Total dana yang dikucurkan sebanyak Rp 70 Juta.
Pemda DKI Berdalih jika pemberian dana tersebut sebagai bentuk support pemerintah terhadap seniman.
Dimana dana yang diberikan tak akan diambil lagi alias'Diikhlaskan'.
Ratna Sarumpaet terus dihujat gegara tindakan kebohongan harus merasakan tidur didalam penjara.
Perbuatan Ratna banyak melukai dan membuat kecewa banyak orang, terutama datang dari para elite politik yang membelanya.
Baca: Pria Thailand Ini Tinggal di Gua dan Ngaku Sudah Tiduri Puluhan Turis Wanita Cantik
Namun dibalik itu semua, ternyata sosok Ratna Sarumpaet di mata para tetangga sekitar sangat tak terduga.
Salah satunya datang dari Ketua RW tempat Ratna Sarumpaet Tinggal.
"Itu dia, ketika ada berita yang Ratna Sarumpaet itu katanya bohong, nah itu saya bingung kan, dia tau ya bohong nih bakal ketahuan, ada apa itu sebenernya yang saya masalahin saya nggak percaya, kok mau dia bohong," ungkap Achmad Badrul Fajri saat ditemui Grid.ID di kawasan Jalan Kampung Melayu Kecil, Bukit Duri, Jakarta Selatan, Jumat (5/10/2018).
Awal mula lelaki berusia 54 tahun ini mendengar tentang kasus penganiayaan Ratna Sarumpaet dari ketua RT setempat.
"Saya yang ngomong pak RT (kabar dari pak RT), 'Pak RW, Pak RW nggak lihat Kak Ratna dipukulin? Nggak lihat fotonya nih? Itu (kata) Pak RT, udah," cerita Achmad Badrul Fajri.
Kemudian, Achmad Badrul Fajri mendapati informasi lain bahwa Ratna Sarumpaet berbohong soal kabar pengeroyokan.
Achmad Badrul Fajri memilih tak memberi tanggapan, sebab dia tak ingin mudah percaya tanpa ada bukti.
"Kemarin saya pergi sama temen saya, 'oh Kak Ratna Sarumpaet bohong katanya, katanya dipukulin nggak taunya itu operasi plastik' saya sih nggak tanggepin, saya cuek aja," ungkap Achmad Badrul Fajri.
Baca: Ramalan Zodiak Mingguan Hingga 13 Oktober 2018, Aries Aktifitas Lancar, Gemini Dapat Keuntungan
Penggeledahan di rumah Ratna Sarumpaet pun terjadi, Jumat malam (5/10/2018) dan sebagai ketua RW, Ahmad Badrul Fajri menyaksikan hal tersebut dan baru memahami kasus Ratna Sarumpaet.
"Pas malam itu, pas masalah malam itu baru saya jelas," ujar Achmad Badrul Fajri.
Selain itu, Achmad menuturkan bahwa Ratna Sarumpaet merupakan orang yang ramah, begitu pula anak-anaknya.
"Atikah juga baik, anaknya semuanya nggak ada yang sombong," ungkap Achmad Badrul Fajri saat ditemui Grid.ID di kawasan jalan Kampung Melayu Kecil, Bukit Duri, Jakarta Selatan, Jumat (5/10/2018).
Sebelum 'Bermusuhan', Ahok dan Ratna Sempat Dekat
Sebelum akhirnya berseberangan, awalnya hubungan Ratna Sarumpaet dan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok sempat akrab.
Dilansir dari Tribunjambi.com dari Warta Kota, Ratna Sarumpaet dulunya merupakan pendukung Basuki Tjahaja Purnama saat menjadi pasangan Joko Widodo pada Pilkada DKI Jakarta 2012.
Saking dekatnya Ratna dengan Ahok pernikahan putri Ratna yakni Atiqah Hasiolan pun bisa dilangsungkan di Pulau Seribu, salah satu kawasan wisata DKI Jakarta.
Namun seiring berjalannya waktu Ratna menjadi salah satu penentang Ahok paling depan.
Saat Pemprov DKI Jakarta hendak menggusur kampung Pasar Ikan dan Kampung Aquarium di Jakarta Utara, Ratna tampil membela warga.
Ratna menampik bila kritik keras yang dilontarkannya selama ini kepada pemprov DKI lantaran ketidaksukaannya secara pribadi kepada Ahok.
Menurut Ratna pada awalnya ia berhubungan baik dengan mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
Tahun 2012, Ahok pernah mendatangi rumah Ratna meminta dukungan untuk maju sebagai calon wakil gubernur mendampingi Joko Widodo.
Pada Pilkada 2012, Ratna mendukung pasangan Jokowi-Ahok melawan Fauzi Bowo.
Hasilnya, Jokowi-Ahok menang meski melalui dua putaran.
Ratna juga mengakui, berkat Ahok lah, anaknya, Atiqah Hasiholan bisa menikah di Pulau Seribu.
“Saya sebenarya dulu baik, Pak Ahok datang ke rumah aku dulu meminta dukunganku,” katanya.
Ia mengatakan, saat itu ia sangat mendukung Ahok menjadi pimpinan DKI.
Alasannya Ahok merupakan bagian dari minoritas, dan dalam memimpin suatu daerah tidak dinilai dari latar belakangnya, melainkan dari kemampuannya.
“Saya dukung banget karena dia minoritas. Dan saya kira Indonesia harus menerima pemimpin berdasakan kemampuan, tidak peduli latar belakangnya,” katanya.
Ratna mengaku mulai muncul ketidaksukaan pada Ahok pada saat kegiatan keagamaan Idul Qurban tahun 2014.
Baca: Akun Resmi Liga Champions Diserbu Suporter Persib Bandung Karena Unggah Video Sang Legenda Ini
Baca: Kurs Rupiah Diprediksi Masih Lemah, Tertekan Penurunan Cadangan Devisa
Ahok menurut Ratna justru tidak menghormati keberagaman dengan melarang pemotongan hewan qurban di sembarang tempat dan harus di RPH (Rumah Potong Hewan).
Ketidaksukaan tersebut ditambahlagi saat kasus penggusuran Kampung Pulo, Jakarta Timur.
Menurut Ratna, Ahok tidak bisa memberikan alasan yang kuat dalam melakukan penggusuran Kampung Pulo ketika itu.
Manurut Ratna, kekurangan ahok yang paling mendasar adalah antikritik.
Mereka yang mengkritik langsung dicap sebagai musuh.
Baca: Heboh Video Kambing Bermata Satu Hebohkan Wonogiri, Sebelumnya juga Gempar di NTB
“Pak Ahok menurut saya apabila dibilang salah dia akan marah besar. Menurut saya seperti itu kurang tepat. Manusia itu pasti ada salah salahnya lah. Dari situ lah kita belajar,” katanya.
Ratna mengaku sadar Ahok memiliki watak yang keras.
Namun bukan berarti dengan watak keras tersebut tidak dapat berdialog dengan warganya.
Menurut Ratna, ia pun juga berwatak keras, namun dalam membahas atau menyelesaikan persoalan, membuka ruang dialog.
“Bukan berarti saya selalu benar ya dan bukan berarti pak Ahok benar juga ya, tapi itu kan bisa didialogkan. Jangan kita kritik, kemudian kita dicoret dari daftar teman,” kritik Ratna.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Hidup di Penjara, Kisah Ratna Sarumpaet Sempat Dekati Ahok, Hingga Tetangga Bongkar Perangainya