Prajurit Marinir Ikut Menangis Saat Evakuasi Korban Gempa dan Tsunami Donggala dan Palu
“Saya sempat menangis ketika mengevakuasi korban anak kecil usia sekitar 4-5 tahun. Saya dan rekan-rekan sempat tidak bisa berkata-kata"
TRIBUNJAMBI.COM - Gempa bumi magnitudo 7,4 dan tsunami yang menyapu wilayah Palu dan Donggala menyisakan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia.
Ratusan orang menjadi korban bencana alam yang mengguncang Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018) tersebut.
Pemerintah langsung turun memberikan bantuan ke lokasi, saat ini pemerintah memprioritaskan untuk melakukan evakuasi terhadap para korban.
Satu diantara yang bergerak cepat ke lokasi yakni Korps Marinir (Kormar) TNI Angkatan Laut yang berangkat pada Sabtu, (29/9/2018).
Rilis Dinas Penerangan Korps Marinir TNI AL kepada Tribunjambi.com, setelah tiba di daerah yang terdampak gempa dan tsunami terparah di Donggala dan Palu, ratusan Marinir bergerak cepat membagi tugas menyesuaikan kondisi dan kebutuhan di lapangan.
Baca: Doakan Korban Gempa Palu dan Donggala, Polda Jambi Gelar Salat Gaib dan Galang Bantuan
Sebagian Marinir langsung mendirikan tenda rumah sakit lapangan dan menyiapkan peralatan dan tenaga medis untuk menangani korban luka akibat gempa dan tsunami.
Sebagian lagi langsung bergabung dengan TNI dan unsur terkait lainnya untuk tugas pencarian dan evakuasi korban.

Di hari pertama pencarian, Minggu (30/9/2018), puluhan korban tsunami dan korban yang tertimpa reruntuhan berhasil diangkat dan dievakuasi para Marinir dan unsur terkait lainnya.
Di kawasan pantai, anggota Marinir pun berhasil memgevakuasi sejumlah mayat petani garam.
Demikian pula di tempat terpisah prajurit Marinir dipimpin Serka Mar R.Sudaryanto melaksanakan evakuasi korban yang tertimpa reruntuhan bangunan di Universitas Tadulako.
Dari proses evakuasi korban, para Marinir mengaku sangat berduka, prihatin dan trenyuh melihat kondisi korban.
Baca: 11 Kebutuhan Mendesak Korban Gempa Donggala, Penerangan Tak Ada, Listrik dan PDAM Padam
“Saya sempat menangis ketika mengevakuasi korban anak kecil usia sekitar 4-5 tahun. Saya dan rekan-rekan sempat tidak bisa berkata-kata. Dalam hati kami cuma bisa menangis” kata seorang Marinir yang tetap memimpin rekan-rekannya, tidak kenal menyerah mencari dan mengevakuasi korban.
Hari ini, Senin (1/10/2018), tim evakuasi Marinir tetap menjalankan tugasnya, bergabung dengan komponen bangsa lainnya, mencari korban di balik reruntuhan bangunan yang tersebar di Donggala dan Palu.

Sedangkan tim medis Marinir pun melaksanakan tugasnya merawat dan menangani korban luka.
Marinir Turunkan Pasukan Reaksi Cepat
Pascagempa di Donggala dan Tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRC PB) Marinir langsung ke lokasi bencana.
Dengan menurunkan Marinir yang telah disiapkan dari dua Pasukan, yakni Marinir 1 Jakarta dan Pasukan Marinir 2 Surabaya.
Bantuan itu dikirimkan untuk membantu percepatan penanganan korban gempa Donggala dan Palu.
Pasukan pertama yang dikirimkan dalam kerangka Satuan Tugas (Satgas) PRCPB Marinir ini diberangkatkan hari, Sabtu (29/9/2018) pukul 10.00 WIB menggunakan pesawat Hercules dari Bandara Halim Perdanakusumah Jakarta.
Baca: Jadwal Liga Champions, Juventus vs Young Boys & Manchester United vs Valencia di RCTI
Baca: Laga Timnas U-16 Indonesia vs Timnas Australia, Pelatih Australia Ingat Pernah Kalahkan Garuda Muda
Baca: Kemunculan Ikan ini Diyakini Pertanda Akan Terjadi Gempa dan Tsunami, Pakar Beberkan Alasannya
Pasukan sebanyak 51 personel di bawah pimpinan Letkol Mar Teguh Santoso ini membawa kelengkapan antara lain tenda Rumkitlap, tenda serba guna, fieldbed, genset, solar cell, tabung oxygen besar/kecil, tandu dan obat-obatan.

Berikutnya dari Surabaya, Pasukan Marinir 2 mengirim pasukan reaksi cepatnya sebanyak 100 personel yang diterbangkan dengan pesawat Hercules dari Bandara Lanudal Juanda Surabaya pukul 12.45 WIB.
Pasukan di bawah komando Letkol Laut (K) drg. Bachtiar Efendi ini membawa kelengkapan berupa Mobil Ambulance, sepeda motor, genset, tenda Malvinas, tenda peleton, tandu lapangan, meja instrumen, set dental, mesin foging, fielbed, swimfest, dapur lapangan, perlengkapan pertukangan dan logistik prajurit (beras, mie instan dan roti kabindo).
Pengiriman 151 pasukan reaksi cepat Marinir yang tergabung dalam Satgas PRC PB Marinir tersebut akan bergabung dengan 100 prajurit Marinir dari Yonmarhanlan VI Makassar yang pada Sabtu dinihari telah berada di sentra bencana gempa di Donggala dan Palu.
Mereka akan melaksanakan tugas mulia bergabung dengan pasukan TNI dan unsur terkait lainnya dalam proses penanganan dan evakuasi korban serta pemulihan pasca gempa.