HUT TNI ke 73

Belum Lulus & Gunakan Pesawat Tua, Para Kadet AURI yang Marah ini Berhasil Bombardir Markas Belanda

Akibat gagalnya perundingan Linggarjati, konflik bersenjata antara Belanda dan Indonesia tidak bisa dielakkan lagi.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Intisari
Para pilot AURI di tahun 1945-1947 

Suryadarma juga menekankan dirinya sebenarnya tidak bisa memerintah dan juga tidak bisa melarang. Jadi intinya serangan udara bisa dilakukan tapi sifatnya sukarela.

Mendengar rencana serangan udara ke sejumlah markas Belanda diijinkan para kadet seperti Sutardjo Sigit, Mulyono, Suharnoko Harbani, dan Bambang Saptoaji merasa sangat gembira.

Mereka semua bersedia menjadi sukarelawan untuk menyerang markas-markas Belanda menggunakan pesawat peninggalan Jepang yang sebenarnya tidak berdaya ketika harus menghadapi pesawat tempur Belanda.

Sedangkan pesawat-pesawat yang akan diterbangkan para kadet tidak memiliki dudukan senjata dan cantelan, maka  bom-bom yang akan dijatuhkan pun dimasukkan ke dalam kokpit.

Setelah bisa terbang sampai di sasaran bom-bom itu  lalu dijatuhkan menggunakan tangan.

Sebelum melaksanakan serangan para kadet mendapat brifing terlebih dahulu dari Wakil Kepala Operasi Lanud Maguwo, Halim Perdanakusuma terutama untuk menentukan target mana saja yang akan diserang sekaligus mencari jalur penerbangan yang aman.

Target yang diincar sesuai arahan dari Halim adalah markas Belanda di Semarang, Ambarawa, dan Salatiga.

Karena merupakan serangan udara yang dilancarkan secara mendadak dan diam-diam, pada pukul 05.00 tanggal 29 Juli 1947 para kadet penerbang sudah siap di kokpit pesawat masing-masing di Lanud Maguwo.

Mereka baru saja mendapat brifing terakhir dari Halim Perdanakusuma dan Suryadarma sendiri berada di lokasi untuk melepas para kadet penerbang yang akan melancarkan serangan udara untuk pertama kalinya..

Baca: Kantor KPP Pratama Jambi Pelayangan Diresmikan, Fasha: Bayar Pajak Tepat Waktu dan Jujur

Baca: Belum Berhasil Registrasi di sscn.bkn.go.id? Ini Solusi dari BKN Soal Kendala Pendaftaran CPNS 2018

Dari empat pesawat yang hari itu akan digunakan untuk menyerang kedudukkan Belanda, ternyata ada satu yang mengalami kerusakan.

Akibatnya Bambang Saptoaji yang bertugas menerbangkan pesawat bersangkutan tidak jadi berangkat.

Pada pukul 05.11 pesawat Guntei yang diterbangkan Mulyono mulai takeoff.

Penerbangan Mulyono  disusul oleh pesawat Churen yang diterbangkan Sutardjo Sigit dan selanjutnya disusul pesawat Churen  yang dipiloti oleh Suharmoko Harbani.

Ketiga pesawat sesuai rencana terbang secara konvoi untuk saling mengawasi tapi sama sekali tidak melakukan komunikasi radio agar tidak tersadap oleh alat komunikasi Belanda.

Baca: Status Siaga Darurat Karhutla di Tanjabtim Diakhiri, Tim Terpadu Nonaktif, BPBD Lakukan Langkah Ini

Baca: Pasar Singkut Akan Diresmikan, Pemkab Prioritaskan Pedagang Korban Musibah Kebakaran

Serangan udara yang berlangsung di pagi buta itu ternyata berhasil  dengan gemilang.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved