Tsunami Donggala dan Palu
Aksi Heroik Anthonius 'Tuntun' Pesawat Batik Air dari Gempa Palu, 'Dibayar' dengan Kehilangan Nyawa
Dalam sebuah gambar percakapan singkat, sang pilot bahkan mengungkapkan komunikasi terakhirnya dengan Anthonius.
Captain Mafella bercerita tentang kejadian yang dialaminya itu di media sosial miliknya.
"Batik Air ID 6231 scheduled to depart at 17.55, door closed at 17.52 then pushed back. 18.02 after cleared for take off, tower building collapsed.
We were just rolling on the runway. I felt something wrong on the runway during take off roll.
18.02 earthquake 7.4-7.7 magnitude on scale rock Palu.
Thank God there is a voice (Holy Spirit i believe) telling me to depart early.
I’m rushing the boarding process. Late by 30 second i would not have flown.
Thank You Jesus. I took this video just after airborne on 1500ft climbing. Strange wave-Tsunami." tulisnya.
Pesawat dengan tujuan Makassar itu dijadwalkan berangkat pada pukul 17.55 waktu setempat.
Namun, pilot Mafella menerbangkan pesawatnya tiga menit sebelum jadwal. Entah sebuah firasat atau pertanda yang dirasakannya.
Setelah siap untuk lepas landas, dia merasakan ada yang aneh saat proses take off (lepas landas)
Tepat 18.02, dia berhasil lepas landas.
Dan di saat yang bersamaan, gedung menara landasan udara runtuh.
Lalu pada ketinggian 1500 kaki, Mafella merekam gelombang tsunami dari balik kokpit.
Dia terlihat bersyukur kepada Tuhan, karena ia menerbangkan pesawatnya lebih awal.
"Terimakasih Tuhan, terlambat 30 detik, aku tidak akan berangkat" tulisnya dalam instagram.