Bawa 9 Pawang Gajah, 40 Personil Berjibaku Selamatkan Gajah di Tebo
Sebanyak 40 an personil gabungan dari berbagai unsur dilibatkan dalam kegiatan yang direncanakan berlangsung selama 10 hari ini.
Penulis: Heri Prihartono | Editor: Deni Satria Budi
Areal restorasi PT REKI dipilih menjadi tujuan translokasi karena kondisi tutupan hutannya yang lebih baik dan memiliki cukup ketersediaan pakan alami.
Baca: Jelang Timnas U-16 Indonesia vs India - Tim Merah Putih Wajib Waspadai Pemain Ini
Lanskap Hutan Harapan ini juga menjadi habitat bagi delapan gajah betina dan satu gajah jantan hasil translokasi dari Lanskap Bukit Tigapuluh pada 2014.
Dengan penambahan gajah jantan baru, diharapkan laju regenerasi gajah sumatera di Lanskap Hutan Harapan dapat berkembang.
Ketiga gajah yang akan dipindahkan akan dipasang GPS Collar yang dapat memberikan koordinat lokasi secara langsung dan berkala. Dengan demikian hingga saat ini telah 13 ekor gajah sumatera di Provinsi Jambi yang telah dipasang GPS Collar.
Dari jumlah tersebut 10 GPS Collar diantaranya masih aktif. Pemindahan gajah dan pemasangan GPS Collar merupakan bagian dari upaya pemerintah bersama mitra dalam melakukan perlindungan gajah sumatera di Provinsi Jambi.
Dengan kondisi 85% gajah sumatera hidup di luar wilayah konservasi maka diperlukan upaya kolaborasi multipihak dalam melakukan pengelolaan habitat dan populasi di tingkat lanskap.

Operasi Gabungan Antar Unsur
Operasi penyelamatan gajah sumatera di Provinsi Jambi merupakan kegiatan gabungan yang melibatkan unsur pemerintah yakni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, BKSDA Jambi, Balai Besar KSDA Riau, Pemerintah Kabupaten Tebo, Pemerintah Kabupaten Batanghari, Pemerintah Kabupaten Sarolangun, KPHP Tebo Timur, KPHP Tebo Barat, KPHP Sarolangun, KPHP Batanghari Kepolisian Daerah Jambi, unsur TNI, dan PKG Minas.
NGO konservasi satwa liar yang terlibat adalah Frankfurt Zoological Zociety (FZS), Yayasan Konservasi Satwa Liar Indonesia (YKSLI), Flora Fauna International (FFI), Zoological Society of London (ZSL), Veterinary Society for Sumatran Wildlife Conservation (Vesswic).
Baca: Ditemukan Gajah Mati Dalam Kondisi Belalai Alami Luka Bakar
Unsur akademisi yang terlibat adalah Universitas Syah Kuala dan Universitas Jambi. PT REKI, PT Alam Lestari Nusantara, PT Agronusa Alam Sejahtera, mewakili perusahaan juga ikut ambil bagian.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Tropical Forest Conservation Action for Sumatera (TFCA – Sumatera) dan Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI). (*)