Pisau Komando 'Mengerikan' ini Jadi Identitas Kopassus, Pasukan Khusus Indonesia yang Ditakuti Dunia

Pisau komando merupakan senjata khas yang menjadi identitas khusus pasukan Kopassus.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Pisau komando. (www.thesheffieldcutlery) 

Namun, mengapa pisau komando Fairbairn & Sykes malah terkenal di AS?

Saat Perang Dunia II meletus dan AS mulai mempersiapkan militernya ke medan perang, Fairbairn ditugasi ke AS untuk memperkenalkan pisau ini kepada Office of Strategic Services (OSS).

Komando Pasukan Khusus (Kopassus)
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) (net)

OSS adalah agen intelijen AS di masa Perang Dunia II.

AS menilai pisau komando buatan Fairbairn ini sangat efektif untuk digunakan oleh agen intelijen mereka.

Pisau Fairbairn & Skyes kemudian menjadi idola di kalangan pasukan khusus dunia.

Royal Marines, 1st Independent Parachute Brigade Plandia, ParaCommando Brigade Belgia, Grup Gerak Khas Malaysia, dan pasukan Komando Singapura adalah beberapa pengguna setia pisau komando ini.

Kehadirannya di Indonesia sendiri tidak terlalu jelas.

Baca: Tiga Anggota DPRD Provinsi Jambi Ngaku Terima Uang Ketok Palu, Sidang Zumi Zola

Baca: Ingin Buat Pasangan Bahagia di Ranjang, Buatlah Viagra Alami dengan 2 Buah-buahan ini

Beberapa literatur menyebut bahwa pisau komando ini diperkenalkan di masa-masa awal Kopassus saat masih menyandang nama Kopassandha.

Yang jelas, pisau komando ini telah menjadi saksi mata tangguhnya pasukan baret merah di dalam perjalanan bangsa ini.

Kisah Heroik Seorang Prajurit Kopassus Hadapi Ratusan Pemberontak Fretilin

Dari sekian banyak jejak perjuangan mereka, ada jejak seorang anggota Kopassus melegenda dan menjadi sejarah.

Ia adalah Pratu Suparlan, satu di antara anggota Kopassus yang mengorbankan nyawanya saat menjalankan misi.

Pratu Suparlan, Prajurit Kopassus yang tewas membela negara di Timor Timur
Pratu Suparlan, Prajurit Kopassus yang tewas membela negara di Timor Timur (TRIBUNJABAR)

Dilansir dari laman kopassus.mil.id, kisah heroik ini terjadi di medan perang, di wilayah Timor Timur, atau sekarang bernama Timor Leste.

Peristiwa yang terjadi pada 9 Januari 1983 ini, menjadikan Pratu Suparlan seorang yang sangat diingat.

Kala itu, ia bersama timnya tengah berpatroli di wilayah Timor Timur.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved