Sejarah Indonesia
Duel Maut Kopassus Lawan Grilyawan Kalimantan yang Berujung Hilangnya Nyawa Sang Pemimpin
Keberanian prajurit Kopassus dalam mengamankan negara memang tak perlu diragukan lagi.
Sedangkan kode merah artinya berhenti merayap. Ditargetkan mereka bisa sampai di titik terakhir pukul 22.00.
Lalu melakukan operasi penyerbuan di gubuk Ah San pukul 04.00, keesokan harinya.
Baru setengah jam merayap, tim sudah dihadang ular kobra.

Ada juga yang ternyata melintasi sarang kobra. Untung saat latihan komando mereka sudah praktik menjinakkan ular kobra sehingga tak ada yang kena patuk.
Di tengah kegelapan malam, anak buah Hendro juga berhasil melumpuhkan beberapa penjaga secara senyap.
Pukul 22.25 WIB, tim sudah sampai di lokasi yang ditentukan. Masih cukup lama menunggu waktu operasi.
Namun rupanya kemudian lewat HT, Intelijen melaporkan Ah San tak ada di pondok tersebut. Seluruh tim sangat kecewa.
Baru pukul 14.00 Siat Moy dan perwira intelijen Kodim Mempawah memastikan Ah San ada di pondok.
Maka kembali kegembiraan melingkupi seluruh anggota tim.
Baca: Imel Bilang Masih Pakai Pedoman Alquran, Pembangunan Masjid dari Dana Bersama Kelompok
Baca: Ingin Buat Pasangan Bahagia di Ranjang, Buatlah Viagra Alami dengan 2 Buah-buahan ini
Dengan kecepatan kuning mereka terus merayap mendekati sasaran hingga akhirnya dari jarak 200 meter terlihatlah pondok kayu.
Itulah rumah persembunyian Ah San.
Tiba-tiba anjing-anjing penjaga pondok tersebut berloncatan ke arah tim Halilintar sambil mengonggong keras.
Hendro segera meneriakkan komando "Serbuuuuu," katanya sambil lari sekencang-kencangnya ke arah pondok.

"Abdullah alias Pelda Kongsenlani mendahului saya lima detik untuk tiba di sasaran. Dia mendobrak pintu dengan tendangan mae-geri dan langsung masuk. Saya mendobrak jendela dan meloncat masuk," beber Hendro.
Hendro berteriak pada Ah San. "Menyerahlah Siauw Ah San, kami bukan mau membunuhmu." Tapi Ah San enggan menyerah.