Letkol Untung dan Persaingannya dengan Benny Moerdani, Terhenti saat G 30S

Soeharto pun pernah satu pasukan dengan dia semasa perang kemerdekaan. Siapa sebenarnya Untung?

Penulis: Duanto AS | Editor: Duanto AS
Presiden Soekarno menerima Batalyon 454 pada perayaan untuk veteran pembebasan Irian Barat di Istana Negara, 19 Januari 1963. Tampak Mayor Untung (kiri, Komandan Batalyon 454) dan Jenderal Soeharto. (http://3.bp.blogspot.com) 

TRIBUNJAMBI.COM - Namanya kerap disebut dalam peristiwa G 30S PKI. Letnan Kolonel Untung Sutopo atau dikenal dengan nama Letkol Untung.

Dia lahir di Desa Sruni, Kedungbajul, Kebumen, Jawa Tengah pada 3 Juli 1926.

Letkol Untung merupakan Komandan Batalyon I Tjakrabirawa. Beberapa sumber menyebutkan Letkol Untung yang memimpin Gerakan 30 September 1965 atau G 30S.

Soeharto pun pernah satu pasukan dengan dia semasa perang kemerdekaan. Siapa sebenarnya Untung?

Untung merupakan bekas anak buah Soeharto saat menjadi Komandan Resimen 15 di Solo. Saat itu, Untung merupakan Komandan Kompi Batalyon 454. Dia juga pernah mendapat didikan politik dari tokoh PKI, Alimin.

Kusman dan Untung

Namanya sewaktu kecil Kusman, dan baru berganti nama setelah dewasa.

Untung Sutopo pindah dari Kebumen ke Desa Jayengan, Solo, pada 1927. Ayahnya yang bernama Abdullah bekerja di sebuah toko peralatan batik di Pasar Kliwon, Solo.

Baca: Saksi Bisu dari Ruang Forensik Korban G 30S PKI, Tak Ada Cukil Mata dan Aksi Iris Pakai Silet

Baca: Kumpulan Kisah Lucu dan Menegangkan di Sela-sela G 30S PKI, Dari Anu sampai Garwane

Baca: Kesaksian Agen Polisi Sukitman yang Lolos dari Peristiwa G30S PKI, Yani wis dipateni

Semasa kecil, Kusman diangkat anak pamannya yang bernama Syamsuri. Kusman masuk sekolah dasar di Ketelan.

Di sana, dia mengenal permainan bola dan menjadi hobinya kemudian hari.

Tak banyak yang tahu, Kusman pernah menjadi anggota KVC (Kaparen Voetball Club) di desanya.

Sekolah

Lulus sekolah dasar, Kusman melanjutkan ke sekolah dagang. Namun, itu tidak sampai selesai, karena Jepang mulai masuk ke Indonesia.

Dia kemudian bergabung ke dalam Heiho.

Karier militer

Karier militernya cukup menarik ditelusuri. Semasa perang kemerdekaan, Untung bergabung dengan Batalyon Sudigdo yang berada di Wonogiri, Solo.

Selanjutnya, Gubernur Militer Kolonel Gatot Soebroto memerintahkan agar Batalyon Sudigdo dipindahkan ke Cepogo, di lereng gunung Merbabu.

Kemudian, Kusman pergi ke Madiun dan bergabung dengan teman-temannya. Setelah peristiwa Madiun, Kusman berganti nama menjadi Untung Sutopo dan masuk TNI melalui Akademi Militer di Semarang.

Perlu diketahui, Untung merupakan satu di antara lulusan terbaik akademi militer.

Pada masa pendidikan, dia bersaing dengan Benny Moerdani, perwira muda yang sangat menonjol dalam lingkup RPKAD.

01102017 Letkol Untung
01102017 Letkol Untung (YKPP 1965)

Benny Moerdani dan Untung sama-sama bertugas dalam operasi perebutan Irian Barat.

Untung merupakan satu di antara anak buah Soeharto yang dipercaya menjadi Panglima Mandala.

Untung dan Benny tidak lebih satu bulan berada di Irian Barat, karena gencatan senjata pada 1962.

Sebelum ditarik ke Resimen Cakrabirawa, Untung pernah menjadi Komandan Batalyon 454/Banteng Raiders yang berbasis di Srondol, Semarang.

Batalyon ini memiliki kualitas dan tingkat legenda yang setara dengan Yonif Linud 330/Kujang dan Yonif Linud 328/Kujang II. Kelak dalam peristiwa G 30S, Banteng Raiders akan berhadapan dengan pasukan elite RPKAD di bawah komando Sarwo Edhie Wibowo.

Dituliskan wikipedia, setelah G30S meletus dan gagal dalam operasinya, Untung melarikan diri.

Dia menghilang beberapa bulan lamanya, sebelum tertangkap secara tidak sengaja oleh dua orang anggota Armed di Brebes, Jawa Tengah.

Saat itu, anggota Armed yang menangkapnya tidak menyangka bahwa tangkapannya adalah mantan Komando Operasional G30S. Ketika tertangkap, dia tidak mengaku bernama Untung.

Setelah pemeriksaan di markas CPM Tegal, barulah diketahui bahwa yang bersangkutan bernama Untung.

Setelah melalui sidang Mahmillub yang kilat, Untung dieksekusi di Cimahi, Jawa Barat pada 1966, setahun setelah G30S meletus.

Pernikahan Untung

Untung bukanlah orang lain bagi Soeharto. Hubungan keduanya cukup erat, apalagi Soeharto pernah menjadi atasan Untung di Kodam Diponegoro.

Indikasi kedekatan tersebut terlihat pada resepsi pernikahan Untung yang dihadiri Soeharto beserta Ibu Tien.

Saat itu, pernikahan berlangsung di Kebumen, beberapa bulan sebelum G 30S meletus. Kedatangan komandan pada resepsi pernikahan anak buahnya adalah hal yang jamak.

TRIBUN JAMBI DI INSTAGRAM:

  1. Baca: 4 Taktik Soeharto Mengakhiri G 30S PKI, Dilakukan Tenang Tegas dan Bertahap

    Baca: Sosok Jenderal ke-8 yang Lolos dari Kekejaman G 30S PKI, Bagaimana Dia Selamat?

    Baca: Soekarno saat Kondisi Kesehatan Merosot Drastis, Ternyata Tak Dapat Perawatan Memadai

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved