Sejarah Indonesia

Istri Lupa Matikan Lampu, Soekarno Dihajar Hingga Berdarah-darah Oleh Kapten Tentara Jepang

Tentara Jepang itu lalu mendatangi rumah Bung Karno sambil menggedor-nggedor pintu lalu menampar Soekarno

Editor: bandot
Soekarno 

Tujuan utama Jepang terhadap Bung Karno sebenarnya adalah membunuhnya.

Namun, selama Bung Karno masih bisa dimanfaatkan untuk menggalang rakyat Indonesia demi memenuhi kepentingan Jepang, Bung Karno masih dibiarkan untuk tetap hidup.

Oleh karena itu Bung Karno yang tinggal di sebuah rumah bersama istrinya, Inggit Ganarsih, juga diawasi secara ketat oleh Kempetai.

Suatu kali ketika militer Jepang sedang menerapkan jam malam dan semua lampu minyak (sentir) harus dimatikan.

Hal ini demi menghindari serangan udara musuh (Sekutu).

Suatu hari Inggit ternyata lupa untuk mematikannya meskipun hanya beberapa detik saja.

Meski Inggit sempat mematikannya, para Kempetai yang sudah memergokinya.

Baca: Ketika Soeharto Berusaha Meyakinkan Soekarno, Pak Harto: Ini Bukti Bahwa PKI Mengkhianati Bapak

Tentara Jepang itu lalu mendatangi rumah Bung Karno sambil menggedor-nggedor pintu.

Bung Karno yang kemudian keluar langsung digampar mukanya oleh seorang kapten pimpinan Kempetai.

Soekarno dihajar hingga babak-belur dan berdarah-darah akibat kelalaiannya tidak segera mematikan lampu sentir.

Namun meski hidungnya berdarah dan bibirnya pecah-pecah, Bung Karno hanya diam dan sama sekali tidak melakukan perlawanan.

"Kesakitan yang dirasakan oleh siapa saja ini hanyalah kerikil di jalan menuju kemerdekaan. Langkahilah dia. Kalau engkau jatuh karenanya, berdirilah kembali dan terus berjalan,’’ geram Bung Karno dalam batinnya seperti dikutip dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Cindy Adams, Media Pressindo,2014.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved