Sejarah Indonesia

Tiga Sosok Si Baret Merah Kopassus yang Berani Taklukkan Gunung Everest, Hingga Jadi Perhatian Dunia

Sudah mendunia karena setiap aksinya yang selalu menelurkan cerita heroik. Cerita tentang kehebatan Pasukan elite TNI Kopassus

Editor: Andreas Eko Prasetyo
surya/rtr
Everest 

Setelah Iwan berjuang melalui punggungan gunung, dimana pada fase ini saya harus terus mengamati, kami mendaki terus perlahan dan saya sampai di kaki Hillary Step.

Saya sampai di ujung Hillary Step, selagi Iwan dan Asmujiono yang berjalan dibelakang saya melewati punggung gunung.

Disitu saya berdiskusi dengan Bashkirov, dimana kami harus memutuskan apakah hanya Misirin sendiri yang terus mendaki sampai di puncak, dan yang lainnya turun.

Asmujiono sedang berusaha melewati Hillary Step, Vinogradski nampak di belakang.

Dia berusaha meyakinkan Iwan untuk turun, tapi dia tidak mau.

Bisa dilihat bagaimana Iwan berjuang pantang mundur, terus mendaki keatas melalui Hillary Step.

Tidak satupun dari orang Indonesia ini bersedia untuk menyerah."

Hingga akhirnya, tiga prajurit Kopassus itu berhasil menaklukkan puncak tertinggi dunia, Gunung Everest.

Kisah Ekspedisi Kopassus di Gunung Jayawijaya

Pada tahun 1961 Michael Rockfeller putra raja minyak AS yang super kaya melaksanakan ekspedisi ke pedalaman Papua Nugini, hingga kemudian Rockfeller dinyatakan hilang.

Dikutip dari buku 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando', Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas, 2009

Sekitar dua bulan melakukan pencarian, jasad Rockfeller hanya ditemukan berupa sepotong kaki yang masih mengenakan sepatu.

Berdasar jenis sepatu itulah kemudian dikenali sebagai jasad dari mendiang Rockfeller.

Kabar kematian Rockfeller yang sangat tragis itu pun menjadi perhatian dunia internasional termasuk rumor bahwa Rockfeller telah dimakan oleh suku terasing yang tinggal di hutan belantara Papua Nugini.

Kopassus Grup 3 Sandi Yudha
Kopassus Grup 3 Sandi Yudha 

Rumor tentang keberadaan suku pemakan manusia tidak hanya beredar di Papua Nugini tapi juga menyebar ke kawasan pedalaman Irian Barat (Papua) yang di tahun 1960-an masih merupakan hutan lebat dan belum terjamah.

Pada 5 Mei 1969 meski rumor tentang keberadaan suku pemakan manusia di pedalaman Papua masih santer beredar, sekitar 7 anggota pasukan baret merah (RPKAD/Kopassus), 5 anggota Kodam XVII Cenderawasih Papua dan tiga warga asing yang juga kru televisi NBC (AS), serta satu wartawan TVRI, Hendro Subroto melaksanakan ekspedisi ke Lembah X yang berlokasi di lereng utara gunung Jayawijaya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved