Fasha Siap Tanggung Kesalahan Jika Vaksin Rubela Dianggap Salah
Pemerintah Kota Jambi menargetkan penggunaan vaksin MR (Measles Rubela) hingga mencapai 60 persen. Saat ini, penggunaan vaksin
Penulis: Rohmayana | Editor: Fifi Suryani
Laporan Wartawan Tribunjambi.com Rohmayana
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pemerintah Kota Jambi menargetkan penggunaan vaksin MR (Measles Rubela) hingga mencapai 60 persen. Saat ini, penggunaan vaksin untuk mencegah penyakit campak dan rubella tersebut baru 33 persen di Kota Jambi. Sebagian besar untuk usia Sekolah Dasar.
Disampaikan oleh Walikota Jambi Syarif Fasha bahwa Pemkot terus mendorong penggunaan vaksin MR khususnya bagi anak anak. Sebab, penggunaan vaksin tersebut sangat penting untuk mencegak penularan penyakit campak dan rubella yang cukup mematikan.
Baca: Ratusan Ribu Warga Terancam Tak Bisa Gunakan Hak Pilih, Pemerintah Diminta Berkoordinasi
“Saya sudah langsung turun melihat pelaksanaan vaksin oleh tim kesehatan. Saya berharap seluruh orang tua bisa mengizinkan anak-anaknya untuk divaksin. Sebab vaksin ini sangat penting untuk mencegah anak anak kita dari virus berbahaya tersebut,” katanya.
Disampaikan Fasha, hingga saat ini baru sekitar 33 persen penggunaan vaksin MR di Kota Jambi. Angka tersebut jika dibandingkan dengan Kabupaten/Kota di beberapa Provinsi, termasuk dalam kategori sedang.
“Meskipun program ini sudah dicanangkan pada Agustus lalu, namun masih ada orang tua yang melarang anak anaknya untuk disuntikkan vaksin MR. Saya sudah meminta Dinas Kesehatan untuk lebih fokus lagi selama September ini agar bisa mencapai hingga 60 persen,” katanya.
Fasha meminta agar masyarakat lebih membuka informasi yang selebar-lebarnya mengenai vaksin MR. Sebab, vaksin ini sangat penting bagi masyarakat khususnya anak-anak. Sehingga Pemkot Jambi akan terus menyosialisasikan pentingnya vaksin tersebut.
Baca: Pihak Swiss-Belhotel Klarifikasi Oknum Tersangka yang Mengaku Satpam
Baca: Kabar Baik Untuk Anggota Polda Jambi. Kini Sudah Tersedia KPR dengan DP 0 Persen dari BRI
“Kami berkepentingan dengan program vaksinasi ini. Sebab, sudah banyak anak-anak kecil dan juga calon cabang bayi yang meninggal terkena virus ini. Dan kita tidak ingin ini terus berkembang,” katanya.
Sebab, penularan virus campak dan rubella sangatlah mudah. Tidak hanya melalui penggunaan gelas atau piring saja namun juga udara atau hanya sekedar bertemu sapa.
“Dengan hanya saling mengobrol saja dengan pasien yang terindikasi rubella, maka seorang ibu hamil bisa tertular. Namun virus tersebut justru membahayakan bagi janinnya, bukan bagi si ibu,” ujarnya.
Fasha mengaku bahwa program ini masih ada kontradiksi di kalangan masyarakat. Namun dirinya menegaskan sebagai pemimpin, dirinyalah yang akan bertanggungjawab.
“Ada kontradiksi bahwa ini tidak halal. Namun sebagai pemimpin sayalah yang akan bertanggungjawab. Saya yang akan menanggung kesalahan jika hal ini dianggap bersalah,” katanya.
Baca: BI Proyeksikan Ekonomi Jambi Tumbuh 5,24 Persen di Triwulan IV
Baca: Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Pemkab Tanjabtim Jalin Kerjasama dengan Tanoto Foundation
Baca: Masih Langgar Jam Beroperasi, Dishub Sarolangun Tindak Tegas Truk Batu Bara
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi mengatakan bahwa pentingnya sistem imun tubuh yang harus didapatkan oleh setiap anak. "Kita intens setiap hari turun kesekolah untuk memberikan vaksin rubela, kita juga sudah ada jadwal pemberian vaksinnya," kata Ida.
Menurutnya, saat ini sudah lebih dari 50 persen anak-anak yang sudah disuntik vaksin rubela. Meskipun demikian, terdapat beberapa kendala seperti orang tua yang melarang anaknya untuk diberi vaksin rubela. "Kita juga tidak paksa, kalau orang tuanya melarang, kita tidak akan berikan vaksin," katanya.
Hanya saja pihaknya selalu memberikan sosialisasi dengan masyarakat terkait bahaya jika terkena penyakit rubela. Oleh sebab itu sangat penting sejak dini jika anak-anak sudah diberikan vaksin.