Sejarah Indonesia

Ketika Soekarno Bersedih Mengetahui Jenderal Kesayangannya Jadi Korban Aksi G 30S PKI

Ada sosok yang disebut sangat beruntung tidak masuk dalam aksi mencekam Gerakan 30 September/PKI.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Istimewa/Arsip Kompas
Presiden RI ke I Soekarno dan Jenderal Soeharto 

Jip Toyota selalu membawa satu set generator listrik berkekuatan 1 PK yang sewaktu-waktu dapat digunakan karena pada waktu itu arus listrik sering mati-hidup.

Mereka menemukan sebuah rumah atau pondok kecil di Lubang Buaya yang didekatnya terdapat sebuah pohon besar.

Dilakukan pencarian di sekitarnya dan ditemukan sebidang tanah yang sudah tidak digunakan, tetapi terlihat tanda mencurigakan seperti baru dipakai.

Di tempat itu, tumpukan dedaunan dikorek-korek dan terlihat permukaan sebuah sumur tua.

Karena tidak memiliki peralatan untuk menggali tanah, mereka meminta bantuan warga sekitar untuk menggali sumur itu.

Baca: 7 Jenderal Diculik, Jadi di Manakah Soeharto saat Malam Mencekam G 30S PKI

Baca: Hal Aneh Bila Kamu Lakukan Pencarian Bendera Malaysia di Google di Ponsel

Tak berapa lama, muncul pasukan RPKAD dipimpin Mayor C.I. Santoso dengan membawa agen polisi Sukitman sebagai petunjuk jalan, dan ikut pula ajudan Jenderal Ahmad Yani, Kapten CPM Subardi.

“Setelah mendapat penjelasan dari kami dan dicocokkan dengan keterangan agen polisi tersebut,” kata Maulwi, “penggalian dilanjutkan.”

Penggalian sulit dilakukan karena lubang sumur itu hanya pas untuk satu orang, proses penggalian memakan waktu lama.

Hari mulai gelap, belum ditemukan tanda-tanda yang mencurigakan. Generator milik Tjakrabirawa dihidupkan untuk menerangi proses penggalian.

Lewat tengah malam mulai tercium bau tak sedap.

Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur. (TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN)

Setelah penggalian cukup dalam dan terus digali, akhirnya ditemukan sebuah tangan.

Penggalian dihentikan sementara karena orang-orang tidak tahan dengan bau yang keluar dari sumur.

Setelah berunding dengan C.I. Santoso, disepakati untuk melaporkan hal itu kepada Pangkostrad Mayjen Jenderal Soeharto guna instruksi selanjutnya.

Dan, untuk penggalian selanjutnya, diperlukan tenaga dan peralatan khusus misalnya masker dan tabung oksigen seperti yang dimiliki pasukan katak KKO.

Saat itu sudah pukul 03.00.

Baca: Hotman Paris Bicara Prestasi Atlet di Asian Games 2018, Singgung Para Pria di Ketiak Istri

Baca: Pengibaran Bendera China saat Penutupan Asian Games, Duh! Masih Ada Gagal Paham

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved