Sejarah Penentuan 5 Oktober jadi HUT TNI, Perjalanan dari TKR Menjadi TNI
Pada awal negara Indonesia berdiri, tidak mempunyai kesatuan tentara. BKR yang ada bukan organisasi kemiliteran resmi.
Pada awal Negara Indonesia berdiri, sama sekali tidak mempunyai kesatuan tentara. Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dibentuk dalam sidang PPKI pada 22 Agustus 1945 bukanlah tentara sebagai suatu organisasi kemiliteran yang resmi.
Baca: Pengejaran Seperti Film Captain Phillips, Denjaka Habisi Perompak di Garis Pantai Somalia
Saat itu, BKR berada di bawah wewenang Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan KNI Daerah dan tidak berada di bawah perintah presiden sebagai panglima tertinggi angkatan perang, juga Menteri Pertahanan.
BKR hanya disiapkan untuk memelihara keamanan setempat agar tidak menimbulkan kesan bahwa Indonesia menyiapkan diri untuk memulai peperangan menghadapi Sekutu.
Melalui Maklumat Pemerintah pada 5 Oktober 1945, BKR diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Pada 7 Januari 1946, TKR berganti nama menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Kemudian pada 26 Januari 1946, diubah lagi menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).

Sejak 1959, tanggal 5 Oktober ditetapkan sebagai Hari Angkatan Perang, yang saat ini disebut sebagai Hari Tentara Nasional Indonesia. Yaitu hari nasional yang bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keppres Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa kelahiran angkatan bersenjata Indonesia.
Persatukan barisan bersenjata
Karena saat itu di Indonesia terdapat barisan-barisan bersenjata lainnya di samping Tentara Republik Indonesia, maka pada 15 Mei 1947, Presiden Soekarno mengeluarkan keputusan untuk mempersatukan Tentara Republik Indonesia dengan barisan-barisan bersenjata tersebut menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Pemberontakan lokal
Dari 1950-1960-an, Republik Indonesia berjuang untuk mempertahankan persatuan negara terhadap pemberontakan lokal dan gerakan separatis di beberapa provinsi.
Pada 1948-1962, TNI terlibat dalam perang lokal di Jawa Barat, Aceh, Sulawesi Selatan melawan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). TNI juga membantu menumpas pemberontakan Republik Maluku Selatan pada 1963.
Dari 1961-1963, TNI terlibat dalam operasi militer untuk pengembalian Irian Barat ke Indonesia.
Pada dari tahun 1962-1965 TNI terlibat dalam Konfrontasi Indonesia-Malaysia.
Masa orde baru
Pada masa Orde Baru, militer di Indonesia lebih sering disebut dengan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Itu terdiri dari unsur angkatan perang dan kepolisian negara atau Polri.
Dari 1970-1990-an militer Indonesia bekerja keras untuk menekan gerakan separatis bersenjata di Provinsi Aceh dan Timor Timur.