Ketika Pasukan Kopassus Sudah Berhasil Dobrak Pintu, Mereka pun Berubah Jadi Pasukan yang Ganas

Ketika pasukan antiteror sudah berhasil mendobrak pintu dan masuk ke pesawat mereka pun berubah jadi pasukan yang ganas.

Penulis: Leonardus Yoga Wijanarko | Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
Wikipedia
Kopassus 'si Baret Merah' 

Sintong juga bilang bahwa operasi pembebasan sandera dibatalkan dan semua pasukan sebaiknya tidur saja.

Padahal semua itu dilakukan oleh Sintong hanya berpura-pura agar semua anak buahnya yang sudah lelah dalam latihan bisa istirahat total dan besok dapat melakukan operasi pembebasan sandera secara optimal.

Baca: Ketegangan di Dalam Lift, Paspampres Tempelkan Pistol di Leher Pengawal PM Israel yang Ngeyel

Semua pasukan antiteror yang  ‘dikibuli’ oleh komandannya sendiri itu pun tertidur lelap.

Pukul 02.00 dini hari (31 Maret 1980) semua pasukan antiteror tiba-tiba dibangunkan dan harus bersiap untuk melaksanakan operasi pembebasan sandera.

Dalam kondisi segar karena cukup tidur semua pasukan bergerak menuju sasaran tapi dalam pergerakan santai tidak seperti pasukan komando agar tidak menarik perhatian.

Semua senjata pun tampak disembunyikan ketika para pasukan antiteror yang sedang membawa tangga untuk memasuki pintu pesawat malah berjalan lebih santai lagi.

Televisi nasional Thailand yang terus menerus memantau perkembangan di seputar pesawat yang dibajak malah berkomentar bahwa pergerakan semua pasukan antiteror seperti orang piknik (Sunday picnic).

Baca: Histeria Penonton Saat Hanifan Yudani Tarik Jokowi dan Prabowo Berpelukan, Simak Kronologinya

Namun,  ketika pasukan antiteror sudah berhasil mendobrak pintu dan masuk ke pesawat  mereka pun berubah jadi pasukan yang ganas dan akhirnya sukses melumpuhkan  penyandera serta  membebaskan para sandera dalam hitungan menit.

Atas prestasi yang luar biasa itu, semua pasukan antiteror Kopassus mendapat penghargaan tertinggi dari negara, yakni medali Bintang Sakti.

(Sumber : Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas, 2009)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved