Tercengangnya Pasukan Elit Australia yang Arogan Berubah Segan Karena Tahu Kekuatan Paskhas TNI AU
Pasukan ini dikenal pula sebagai Korps Baret Jingga, mengingat baret yang digunakan berwarna jingga. Di dalam Korps Paskhas
TRIBUNJAMBI.COM - Sebelum membahas kisah heroik pejuang yang rela bertaruh nyawa demi negara, baiknya mengenal dahulu siapa mereka.
Ya, bahasan diatas menceritakan kisah akan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang dibentuk dengan latihan keras dan sulit.
Ada beberapa pasukan andalan TNI di Indonesia, masing-masing satuan pasukan TNI memiliki pasukan khusus.
Baca: Pejabat Tinggi Militer Amerika Serikat Tak Berkata-kata saat Disuguhkan Kopassus Aksi Mengerikan ini
Baca: Hujan Tembakan saat Paskhas Turun dari Helikopter, Risiko Penyelamatan Pilot tempur Rp 1 Miliar
Ada Kopassus yang identik dengan baret merah, Kopaska dari TNI angkatan laut, Tontaipur dan lain lain.
Khusus untuk TNI AU, juga mempunyai pasukan elit yang dinamai Pasukan Khas (Paskhas).
Pasukan ini dikenal pula sebagai Korps Baret Jingga, mengingat baret yang digunakan berwarna jingga.
Di dalam Korps Paskhas juga terdapat pasukan khusus yang dinamai Bravo 90 .

Dalam kegiatan sehari-hari, banyak orang menyangka jika personel Paskhas adalah anggota Kopassus. Tapi kok warna baretnya jingga bukan merah darah.
Nama Pasukan Khas pun banyak mengundang tanda tanya karena terasa ‘’aneh’’. Kenapa tidak menggunakan nama ‘’Khusus’’ saja.
Paskhas memang Pasukan Khas. Kekhasannya atau ciri khasnya adalah terdapat pada kemampuan para personel pasukan itu untuk mengoperasikan bandara atau pangkalan udara.

Sebagai pasukan elit andalan TNI AU tugas utama Paskhas adalah menjaga pangkalan udara dan semua asetnya.
Dalam peperangan tugas utama mereka juga menguasai pangkalan udara lawan dan kemudian mengoperasikannya.
Itulah kekhasan pasukan Paskhas, yakni kemampuan mengoperasikan pangkalan udara untuk penerbangan pesawat.
Satu-satunya pasukan elit TNI yang bisa mengoperasikan bandara atau pangkalan udara memang hanya Paskhas.
Mereka telah mendapat pelatihan mengoperasikan pangkalan udara secara memadai.
Baca: Disebut Juga Biayai Belanja Online Istri, Begini Gaya Sherrin Tharia Istri dari Zumi Zola
Baca: Pebalap MotoGP Beri Dukungan untuk Korban Gempa Lombok, Marquez: Kami Selalu Bersama Kamu
Suatu kali ketika pasukan Australia mendarat di Timor-Timur usai jajak pendapat (1999) dan Tim-Tim kemudian lepas dari RI, mereka sangat terkejut melihat sepak terjang pasukan Paskhas.
Pasalnya semua personel pasukan Paskhas yang bertugas di Bandara Internasional Comoro (sekarang Bandara Presidente NicolouLobato) secara teknis mahir mengoperasikan bandara.
Pasukan Australia yang semula tampil arogan berubah jadi segan terhadap para personel Paskhas.
Pasalnya di kepala para pasukan Australia hanya pasukan SAS (Special Air Service) Inggris yang punya kemampuan mengoperasikan bandara.
Pasukan Paskhas memang Khas.

Combat SAR
Salah satu kemampuan tempur pasukan TNI yang sangat jarang dimiliki oleh pasukan militer pada umumnya dan harus bertaruh nyawa adalah operasi tempur Combat SAR.

Kemampuan melaksanakan misi SAR sambil bertempur melawan musuh ini dimiliki oleh pasukan baret jingga, Paskhas TNI AU.
Misi tempur Combat SAR adalah misi menyelamatkan pilot tempur yang eject atau bail out, melompat menggunakan kursi pelontar setelah pesawat tempurnya ditembak jatuh.
Pilot yang berhasil mendarat selamat itu akan menjadi masalah ketika lokasi pendaratannya di daerah musuh dan untuk menyelamatkannya membutuhkan pasukan yang memiliki kemampuan Combat SAR.
Di lingkungan TNI AU para pilot tempur memang demikian istimewa dan berharga.
Pasalnya butuh waktu bertahun-tahun untuk mencetak seorang pilot tempur yang dari sisi biaya saja minimal membutuhkan dana Rp1 milliar per orang.
Oleh karena itu, demi menjamin keselamatan pilot tempur, pasukan Paskhas sebagai pelindungnya pun dibekali kemampuan Combat SAR.
Baca: Mahasiswi Universitas Jerman Asal Malang Ini Ditemukan Tewas di Danau, Sang Ibu Minta Dua Barang Ini
Baca: Muncul di Majalah Otomotif Jepang, Tampilan Baru Yamaha R25 Jadi Sorotan
Dalam pelaksanannya operasi Combat SAR harus terencana matang, cepat dan akurat demi menghindari sergapan pasukan lawan.
Jika sampai disergap, akibatnya para personel yang sedang melaksanakan misi Combat Sar bisa saja gugur dalam tugasnya.
Kadang operasi Combat SAR memang berlangsung dalam hujan tembakan pasukan lawan seperti yang sering terjadi dalam Perang Vietnam (1968-1975).
Helikopter yang bermaksud mengevakuasi pilot atau prajurit yang terluka banyak yang hancur akibat disergap pasukan Viet Cong bersenjata peluncur granat (RPG).
Atau seperti dalam film berdasar kisah nyata jatuhnya pesawat F-16 AS di Bosnia, bertajuk Behind Enemy Line.
Dalam film itu dikisahkan bagaimana penyelamatan seorang pilot tempur AS demikian sulit dan pilot tempur itu sendiri harus mampu bertarung melawan pasukan bersenjata terlatih yang ingin menangkapnya.

Dalam operasi standar yang dilaksanakan oleh TNI AU, misi tempur Combat SAR biasanya melibatkan dua helikopter tempur.
Satu heli bertugas menurunkan pasukan penyelamat dan satu heli tempur lainnya bertugas sebagai pelindung (air cover).
Misi Combat SAR berlangsung secepat mungkin dalam hitungan detik.
Karena pasukan penyelamat bukan bertugas untuk menghadapi pasukan lawan yang kemudian datang dalam jumlah besar.
Namun, jika terpaksa mereka pun akan bertempur sampai titik darah penghabisan.
Apalagi pasukan Paskhas adalah juga pasukan parakomando yang terlatih berperang dalam kondisi dan situasi apapun demi menyelamatkan pilot tempur. (intisari online)
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM: