Indonesia Merdeka 1945, Sosok Ini yang Berjasa Memberitahu Dunia, Sedikit yang Tahu Kisahnya
Sepuluh jam kemudian, Indonesia kehilangan sosok pentingnya, ia adalah pria yang berjasa menyebarluaskan kabar
Beruntunglah ada seorang teknisi yang dapat mengutak–atik pemancarnya sehingga dapat terhubung kembali.
Setelah segalanya telah dipersiapkan, pada pukul 19.00, Yusuf mulai menyebarluaskan kabar kemerdekaan ini melalui radio.
Baca: Selain Idrus Marham, Ini Deretan Menteri yang Tersandung Kasus Korupsi
Baca: Jonatan Christie - Berstatus PNS dan Pernah Berperan Jadi Sosok Julid, Inilah 6 Fakta Menarik Jojo
Selain menggunakan bahasa Indonesia, Yusuf juga menggunakan bahasa Inggris agar pesan yang ia sampaikan dapat dipahami oleh dunia Internasional.
Radio–radio internasional di Inggris, Amerika, dan Singapura berhasil mendengar siaran radio Yusuf.
Kabar merdekanya Indonesia pun disebarkan lagi oleh radio–radio internasional ini.
Upaya Yusuf dalam menyebarluaskan kabar ini bukanlah tanpa konsekuensi.
Yusuf dan rekan–rekanya yang membantu dalam penyebarluasan kabar ini kemudian diberikan ketahuan oleh pihak Jepang dan diberikan hukuman fisik.
Yusuf merupakan salah satu yang menerima hukuman paling berat, ia disiksa habis–habisan, seorang perwira Jepang telah mengeluarkan katana miliknya untuk memenggal kepala Yusuf.
Beruntunglah datang Letkol Tomo Bachi, pimpinan Hako Kyoku kala itu, ia kemudian memerintahkan untuk membebaskan Yusuf.
Kesukaan antar Yusuf dengan Letkol Tomo Bachi dalam hal opera dan musik klasiklah yang menyelamatkan Yusuf dari akhir hidupnya.
Kesukaan yang sama ini membuat Yusuf memiliki hubungan yang baik dengan Letkol Tomo Bachi sehingga Yusuf kemudian diperbolehkan pulang walaupun ia dalam kondisi baju robek, gigi copot dan pincang.
Meski nyawanya hampir hilang, keinginan Yusuf untuk berbakti pada negaranya tak berakhir.
Pada 23 Agustus 1945, bersama beberapa orang lainya, Yusuf mendirikan radio Suara Merdeka Indonesia.
Melalui radio ini, kabar akan Indonesia merdeka dalam bahasa Inggris dikumandangan ke seluruh dunia.
Melalui radio ini pula, Sukarno pada 25 Agustus 1945 mengumandangkan pidato pertamanya di radio kepada khayalak banyak.