Penemuan 'The Lost Ganesha' Ukuran Raksasa dan Lenyapnya Kampung Gepolo di Prambanan

'The Lost Ganesha', patung Ganesha berukuran raksasa itu ditemukan lagi setelah "terlihat" beberapa dekade lalu di Prambanan.

Editor: Duanto AS
Arca Ganesha raksasa yang ditemukan di Sambirejo, Prambanan pada Rabu(15/8/2018) kemarin. (Tribun Jogja/ Setya Krisna Sumargo) 

"Dibangun jauh sesudah peristiwa tahun 1955," imbuhnya.

"Kalau bekas perkampungan ya sudah tak ada blas, karena material bangunan dulu kan hanya kayu dan atap alang-alang," lanjut Wakijo yang rumahnya kini bersebelahan dengan penggergajian batu alam di pintu masuk Situs Gupolo.

Sementara jejak yang bisa menunjukkan titik asal arca Ganesha raksasa yang terjungkal ke jurang tidak mudah diidentifikasi.

Petunjuk sangat minim, kecuali keterangan pendek dari sisa ingatan saksi mata Ngatijo, Adi Sumarto dan Wakijo yang saat itu masih kanak-kanak.

"Seingat saya, arca besar itu dulunya terletak di atas belik. Karena numpang di atas belik, maka warga menyebutnya Watu Lumpang," kata Ngatijo. Belik itu menurutnya ada di dekat tebing. Di selatan sumur Situs Gupolo, dulu ada dua belik.

Baca: Berani Mati, Pasukan Elite Kostrad Tontaipur Sanggup Menyelam dan Bernapas di Tanah Seharian

Belik pertama sudah mati, dan yang kedua ada di dekat tebing.

Di lokasi yang disebut Ngatijo, saat ini memang masih ada mata air kecil, atau rembesan air dari sela-sela blok batu, dan dibuat kolam penampungan di sisi bawah kanan.

Jejak tanah bergerak yang menyebabkan Kampung Gepolo ditinggalkan penduduknya 63 tahun lalu juga terlihat di sepanjang sisi timur kawasan tegal dan kebun yang kini merindang rumpun bambu dan aneka tanaman keras lainnya.

Menurut Dwi Santosa, warga RT 3 Dusun Gunungsari, di sebelah utara pagar Situs Gupolo, terdapat dinding atau tebing batuan yang memanjang ke timur hingga puncak perbukitan Sambirejo hingga lereng selatan Candi Ijo.

"Dinding itu memanjang ke timur adalah batas blok batuan atas dan lahan di bawahnya yang dulu dihuni penduduk serta jadi ladang pertanian subur.

"Lapisan tanahnya di sana sangat tebal, baru di bawahnya pelataran blok batu abu-abu seperti di sini," kata Dwi Santoso.

"Tapi kemudian tanahnya gerak, mungkin jenuh atau karena kurang padat tanaman kerasnya," lanjut putra pemilih lahan di lokasi jatuhnya arca Ganesha.

Muji (66), warga RT 3 Gunungsari sepanjang Minggu (19/8/2018) mengajak menelusuri jejak bekas Kampung Gepolo di sebelah timur. Bekas bencana dahsyat itu masih terlihat jelas.

Batu-batu besar (boulder) dari ukuran drum hingga mobil menyebar di berbagai lokasi. Tumpukan material juga mengindikasikan bekas longsoran dalam volume sangat besar.

"Bambing (tebing) itu dulu tak securam ini," katanya menunjuk tebing tinggi di wilayah timur Dusun Gunungsari sekarang.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved