Tradisi Pernikahan Unik di Desa Sekernan, Resepsi "Tak Libur" Sepanjang Tahun

Unik! Itulah kata yang tepat jika kita melihat jadwal resepsi pernikahan di Desa Sekernan, Kecamatan Sekernan.

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Duanto AS
Tribun Jambi/Samsul Bahri
Ilustrasi: Pernikahan di Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muarojambi. 

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Samsul Bahri,

TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI - Unik! Itulah kata yang tepat jika kita melihat jadwal resepsi pernikahan di Desa Sekernan, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi.

Jadwal untuk melaksanakan resepsi pernikahan di desa itu selalu penuh alias tidak pernah libur sepanjang tahun, kecuali pada bulan Ramadan.

Kepala Desa Sekernan, Hendri Adam, mengatakan setiap minggu ada dua resepsi pernikahan di Desa Sekernan.

Jadwal pernikahan tersebut diatur oleh pemerintah desa, sehingga pihak keluarga yang ingin mengadakan resepsi pernikahan tidak bisa "memesan tanggal" sesuai keinginan.

"Untuk jadwal pernikahan itu pihak desa yang menentukan. Jadi yang ingin mendaftarkan resepsi itu harus mengikuti jadwal yang kosong, karena memang dari turun-temurun ada tradisi yang namanya kumpul sanak," ujarnya.

Tradisi Kumpul Sanak

Dia menjelaskan "Kumpul Sanak" merupakan tradisi, dimana pihak mempelai atau keluarga melaporkan kepada pihak desa untuk nantinya dijadwalkan.

Baca: Update Ledakan Mendalo: Kondisi Mugiono Mulai Membaik

Baca: Tangisan Defia Rosmaniar dan Emas Pertama Indonesia, Ini Kisahnya Ditinggalkan Ayah

Baca: Buntut Mahar Rp 500 M, Bawaslu Panggil Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief

Selain itu, seluruh warga desa datang ke acara resepsi pernikahan dan memberikan sumbangan berupa uang tunai.

Uang tunai itu untuk membantu biaya resepsi pernikahan tersebut. Itu merupakan turun-temurun yang sampai saat ini pihaknya masih menjaga.

"Desa Sekernan awalnya satu desa, kemudian dipecah jadi tiga desa. Sampai saat ini pun tradisi yang dinamakan Kumpul Sanak tersebut masih dilakukan pada tiga desa tersebut," tuturnya.

Hendri mengatakan dengan adanya pendaftaran seperti itu, sepanjang tahun tidak ada kata "libur" untuk melaksanakan resepsi.

Bahkan ada masyarakat yang mendaftar tahun ini, namun baru bisa dilaksanakan pernikahan pada tahun berikutnya, karena jadwalnya memang padat.

"Tidak ada liburnya, sepanjang tahun kecuali bulan Ramadan tidak ada resepsi pernikahan," ungkapnya.

Warga Desa Sekernan, Jeki, mengatakan menurut pengalamannya, memang seperti itulah adanya tradisi di Desa Sekernan.

"Iya, seperti itulah tradisi desa kami. Jadwal resepsi itu kan harus disesuaikan dengan jadwal Kumpul Sanaknya. Sebagai pewaris dari tradisi yang ada kita harus menjaga dan melestarikan tradisi tersebut," tuturnya.

TRIBUN JAMBI DI INSTAGRAM:

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved