Tak Gampang Kelola Bank Sampah, Ada yang Gulung Tikar

Tercatat saat ini ada 54 bank sampah. Rinciannya 19 bank sampah unit dan 35 bank sampah sektoral

Editor: Deddy Rachmawan
TRIBUNJAMBIALDINO
Adi, pengelola bank sampah di bilangan Lebak Bandung, Kota Jambi 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Sejak beberapa tahun terakhir keberadaan bank sampah bermunculan di berbagai daerah. Tak terkecuali di Kota Jambi. Namun, seiring waktu beberapa di antaranya bertumbangan. Perlu perhatian pemerintah dan membangun kesadaran warga dalam hal pengelolaan sampah.

Fenomena itu terlihat dari data UPTD Bank Sampah Kota Jambi. Tercatat saat ini ada 54 bank sampah. Rinciannya 19 bank sampah unit dan 35 bank sampah sektoral atau dari sekolah di Kota Jambi. Sayangnya,  beberapa bank sampah mulai perlahan redup dan tak berjalan lagi.

"Ada sekitar 14 bank sampah yang butuh pembinaan dan motivasi kembali agar semangat mereka terus beraktivitas," kata Firman Kepala UPTD Bank Sampah melalui stafnya Iman kepada Tribun Jambi baru-baru ini.

Baca: Kunjungi Bank Sampah 3R Unit Sulur Berkah, Syarif Fasha Sampaikan Hal Ini

Iman mengapresiasi masyarakat yang membentuk bank sampah. Sekalipun, kata dia, kecenderungannya karena adanya keuntungan secara ekonomi. Namun menurutnya hal itu bisa menjadi pintu masuk agar masyarakat lebih tertarik mengelola sampah.

"Rata-rata keuntungan dari bank sampah sangat besar. Ini bisa memotivasi masyarakat bahwa sampah bukan hanya barang yang siap untuk dibuang, tetapi juga bisa memberikan keuntungan," tuturnya.

Ia berharap, dengan banyaknya kehadiran bank sampah bisa menekan volume sampah di Kota Jambi. Tapi, kata dia, jangan sampai dari bank sampah, balik lagi ke tempat sampah. “Itu sama saja," imbuhnya.

Untuk diketahui, bank smpah mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle Melalui Bank Sampah. Yang dimaksud dengan bank sampah adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomis.

Menurut Iman, bank sampah tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus diintegrasikan dengan gerakan 3R di masyarakat. “Sehingga manfaat yang dirasakan tidak hanya terbangunnya aspek ekonomi dan sosial, namun juga lingkungan bersih dan hijau guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat," tuturnya.

Baca: FOTO: Baru 11 Persen Sampah di Kota Jambi Terkelola Baik, Itu dari Bank Sampah oleh Warga

Ia menegaskan bahwa tujuan pembentukan bank sampah bukanlah bank sampah itu sendiri, melainkan sebagai strategi membangun kepedulian masyarakat agar dapat 'bersahabat' dengan sampah untuk mendapat manfaat ekonomi langsung dari sampah.

"Pembangunan bank sampah harus menjadi momentum awal membina kesadaran kolektif masyarakat untuk memulai memilah, mendaur-ulang, dan memanfaatkan sampah, karena sampah mempunyai nilai jual yang cukup baik, sehingga pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menjadi budaya baru Indonesia" kata Iman.

Sejumlah pengelola bank sampah yang dibincangi Tribun mengaku satu di antara kendala mereka adalah memasarkan produk olahan. Produk-produk tersebut sendiri berasal dari sampah yang diolah sehingga memiliki nilai ekonomis.

“Animo masyarakat ikut progam bank sampah semakin meningkat. Sayangnya, pemasaran produk hasil pengolahan sampah masih terkendala sehingga tidak dapat diserap pasar,” kata Santoso, pendiri Bank Sampah Bangkitku.

Menurut Santoso, sebagian bank sampah yang ada di Kota Jambi hampir memiliki masalah yang sama yakni kesulitan pemasaran produk. "Produk yang dihasilkan harus bersaing dengan produk ternama yang dijual di mal ataupun swalayan," katanya.

Ia pun berharap peran ada pemerintah dalam posisi ini. Menurutnya peran itu menjadi sangat penting agar pemasaran produk dari bank sampah bisa diperkenalkan dan dijual kepada masyarakat. Sehingga bisa memotivasi masyarakat lainya untuk mendirikan bank sampah.

"Kalau pemerintah memberikan perhatian, bakal bertambah banyak bank sampah di Kota Jambi, bahkan se-Provinsi Jambi," katanya.

Iman dari UPTD Bank Sampah Kota Jambi pun mengakui bahwa saat ini lemahnya posisi bank sampah karena minimnya pemasaran produk hasil daur ulang. Ia mengharapkan bantuan berbagai pihak untuk bisa memasarkan produk sampah sehingga dapat dinikmati masyarakat.

"Banyak bank sampah di Kota Jambi masih kekurangan pemodal. Walhasil bank sampah yang dijalankan terancam gulung tikar," katanya. (tim)

Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved