Kopaska TNI AL Ternyata Pernah Jadi Guru Paskal Malaysia yang Kini Dijuluki 'Monster Laut'
Tentara Nasional Indonesia (TNI) pun juga menjadi sosok paling disegani oleh tentara dan pasukan khusus negara lain.
TRIBUNJAMBI.COM - Banyak mendulang penghargaan sampai rasa segan negara lain terhadap militer Indonesia.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) pun juga menjadi sosok paling disegani oleh tentara dan pasukan khusus negara lain.
Baca: Ketika Paskal Malaysia Kalah Pamor dengan Kopaska Indonesia, Ada yang Tak Lulus Sekolah
Baca: Siapa Sangka, Pasukan Bunuh Diri Pernah Disiapkan Kopaska Dalam Misi Operasi Trikora
Tidak hanya memiliki Kopassus sebagai pasukan elite-nya. TNI juga memiliki banyak satuan khusus di tubuhnya.
Ada banyak pasukan tempur yang berstatus pasukan khusus dimiliki oleh tiga matra TNI, baik darat, laut maupun udara.
Reputasi pasukan khusus ini juga tidak diragukan lagi di dunia internasional.
Dalam menjalankan misi-misi berbahaya, pasukan ini terbukti mampu membangkan bangsa dan negara.
Satu diantara pasukan elite yang dimiliki oleh Indonesia yakni Komando Pasukan Katak (Kopaska)
Indonesia telah lama memiliki pasukan elit Kopaska sebagai frogmen TNI AL.
Keberadaan Kopaska yang cukup populer saat Indonesia dan Malaysia pernah terlibat konflik itu ternyata malah menginspirasi AL Malaysia.
Negeri Jiran juga punya Paskal (Pasukan Khas Laut) sebagai “pasukan katak” TLDM (Tentara Laut Diraja Malaysia).

Tugas pokok Paskal sebagai pasukan komando yang paling dibanggakan TLDM adalah mengamankan perairan Malaysia, objek vital, serta melakukan pertempuran darat yang diperlukan.
Paskal kurang lebih mirip-mirip dengan US Navy SEAL karena mereka kemudian mengirimkan personelnya ke Conorado, California, maupun ke Norfolk, Virginia untuk dilatih SEAL.
Paskal disebut pasukan katak karena dalam pembentukan embrionya awal 1980 dilatih oleh Kopaska TNI AL di Surabaya dan oleh Taifib (Intai Amfibi- Korps Marinir TNI AL).
Walaupun penyebutan Paskal dalam katagori pasukan katak juga masih dipertentangkan beberapa kalangan, karena disebut-sebut Paskal tidak punya kemampuan udara (selain laut dan darat) serta tidak memiliki kualifikasi demolisi bawah air (UDT).
Lebih parah lagi, konon personel Paskal yang dikirim untuk pendidikan pasukan katak di Sekolah Pasukan Katak TNI AL Surabaya tidak lulus.