Habib Nikahi Santriwati Diam-diam, Modusnya Diramal Bakal Nikah Umur 60 Tahun, Nasibnya Kini. . .
Selain merasa kecewa pihak keluarga santri juga sudah melaporkan hal tersebut ke Polres Batanghari.
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Nani Rachmaini
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Abdullah Usman
TRIBUNJAMBI.COM, MIARA BULIAN - Pihak pesantren di Kabupaten Batanghari, Jambi, merasa kecolongan.
Seorang santriwati yang tengah mengabdi di pesantren tersebut dinikahi oleh seorang Habib pendatang tanpa sepengetahuan pihak keluarga santri dan pesantren, Minggu (19/8).
Kejadian yang terjadi sebelum bulan puasa Ramadhan lalu tersebut, menimbulkan kekecewaan di hati orangtua santri tersebut.
Selain merasa kecewa pihak keluarga santri juga sudah melaporkan hal tersebut ke Polres Batanghari.
Berdasarkan data yang dihimpun Tribunjambi.com, pernikahan oleh Habib terhadap santri di pesantren yang berada di Kecamatan Pemayung tersebut tidak hanya mengagetkan pihak pesantren namun juga menjadi buah bibir di kalangan masyarakat.
Dikatakan selaku Komite di pesantren, Supramudi (40) saat disambangi tribunjambi.com di kantor Desa Simpang Kubu Kandang pada awal Agustus lalu mengatakan, terkait pernikahan tersebut benar adanya.
Pihak orang tua santri juga pernah mendatangi pihak Desa Simpang Kubu Kandang untuk menanyakan perihal pernikahan anaknya dengan seorang habib yang diketahui bernama Bahrun di pesantren tersebut.
Dikatakannya pula, dalam hal ini pihak pondok pesantren terkejut, dan tidak mengetahui perihal adanya pernikahan tersebut.
Terlebih habib tersebut statusnya hanya pendatang bukan guru ataupun ustadz di pesantren itu.
"Dengan adanya hal ini, pihak pesantren merasa kecolonganlah. Pasalnya santri tersebut dinikahi Habib tersebut tanpa izin dari orangtua maupun pihak pondok pesantren," jelasnya kepada Tribunjambi.com.
Lebih lanjut dikatakannya pula, dirinya selaku pihak komite pesantren tidak setuju dengan adanya kejadian ini.
Pasalnya dengan adanya kejadian ini dan juga sudah diketahui masyarakat umum jelas hal ini dapat mencoreng nama ponpes dan dapat merugikan pesantren itu sendiri.
Yang menjadi kekecewaan orang tua santri tersebut, perihal pernikahan tersebut dan juga pascadinikahi santri tersebut ditinggal begitu saja tanpa kejelasan dari habib.
Hal tersebut berdasarkan pernyataan dari pihak orang tua ketika bertemu beberapa waktu lalu.
"Kalau saat ini untuk santri tersebut, ikut bersama orang tuanya tinggal di Bahar. Dan tidak lagi mengabdi di pesantren," jelasnya.
Dikatakannya pula, berdasarkan keterangan santri berinisial M (18) tersebut saat dimintai keterangan perihal pernikahannya mengaku, berdasarkan sama suka.
Namun terdapat satu hal yang membuat anak tersebut mengamini untuk dinikahi Habib tersebut karena habib tersebut meramal masa depan santri tersebut sehingga membuat santriwati tadi menjadi takut.
"Kalo kamu tidak menikah dengan saya, nanti kamu baru bisa untuk menikah di usia 60 tahun. Itu kata kata habib saat meramal santri kita sehingga santriwati tadi mau menikah dengannya," ujarnya menjelaskan. (usn)