Masuk Sarang Pemberontak, Aksi Kopassus yang Dijuluki 'Hantu Putih', Taklukan 3.000 Musuh Sekaligus

Menilik kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dibagi menjadi tiga angkatan bersenjata, mulai dari Angkatan Darat, Laut dan Udara.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kopassus (Tribun Batam) 

TRIBUNJAMBI.COM - Menilik kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dibagi menjadi tiga angkatan bersenjata, mulai dari Angkatan Darat, Laut dan Udara.

Dari ketiganya, pasukan khusus diciptakan dengan menerapkan latihan dan disiplin keras pada para anggota.

Satu angkatan dari pasukan khususnya, yang dikenal dengan nama Komando Pasukan Khusus (Kopassus) milik TNI AD, ternyata sudah dikenal dunia sejak lama.

Anggota Kopassus kerap menciptakan sejarah dalam pertahanan dan perlawanan bangsa.

Kekuatan mereka yang tak tertandingi tak hanya diakui bangsa Indonesia, di negara lain pun jejak mereka diakui dan diapresiasi.

Anggota Kopassus bahkan sempat mencetak sejarah melegenda di PBB.

Peristiwa tersebut terjadi saat anggota Kopassus yang masih bernama RPKAD, diminta PBB untuk menjaga perdamaian di Kongo, pada 1962.

Baca: Seramnya Gabungan Antara Denjaka, Kopaska dan Kopassus Saat Tangani Bajak Laut Somalia

Baca: Siap Korbankan Diri, Inilah Torpedo Manusia Senjata Maut Pernah Digunakan Kopaska di Irian Barat

Kala itu, Kongo tengah dilanda badai mencekam akibat adanya kumpulan pemberontak.

Akhirnya, Indonesia pun mengirimkan tim terbaik yang dikenal sebagai pasukan Garuda III.

Letjen Kemal Idris lah yang saat itu memimpin pasukan Garuda III.

Mereka bermarkas di kawasan Albertville.

Selama bertugas di sana, pasukan Garuda III mudah beradaptasi dengan warga setempat.

Para anggota Kopassus kerap berinteraksi hingga mengajarkan cara memasak makanan Indonesia.

Tak heran, warga kerap menaruh kepercayaan tinggi.

Alhasil, pergaulan hangat yang dijalin pasukan Garuda III, membuat warga turut bersimpati atas program yang dilancarkan untuk mengamankan daerah tersebut dari pemberontak.

Inilah Alasan Kenapa 'Hantu Putih' Kopassus Bikin Ribuan Pemberontak Menyerah!
Inilah Alasan Kenapa 'Hantu Putih' Kopassus Bikin Ribuan Pemberontak Menyerah! (Tribun Batam)

Hal ini membuat warga tanpa pamrih memberikan bocoran, terkait akan adanya serangan dari gerombolan pemberontak.

Memang benar, suatu waktu markas pasukan Garuda III diserang para pemberontak.

Pemberontak merasa terusik terhadap kehadiran pasukan Garuda III.

Penyerbuan para pemberontak pada tengah malam ini, membuat markas terkepung.

Penyerangan secara tiba-tiba terdiri dari 2 ribu pemberontak, sedangkan pasukan di markas hanya 300 orang.

Akhirnya, pasukan Garuda III pun mencoba bertahan dan balik menyerang.

Pertempuran kedua pihak pada dini hari, membuat kawasan tersebut semakin mencekam.

Baca: Miliki IQ Tinggi dan Disebut Hantu Air Inilah Denjaka yang Disebut 1 Personel Setara 120 TNI Biasa

Baca: Inilah Kisah Lahirnya Manusia Katak, dari 17 Jadi 12 Orang Lahir Komando Pasukan Katak (Kopaska)

Adanya baku tembak ini membuat sejumlah pasukan Garuda III mengalami cedera ringan.

Menjelang subuh, para pemberontak pun balik kanan.

Namun, pasukan Garuda III justru tak tinggal diam. Mereka menyiapkan strategi untuk balik menyerang

Akhirnya, 30 anggota Kopassus pun diturunkan menjadi tim paling depan.

Pagi hari, 30 anggota Kopassus ini memulai perjalanan menuju lembah mematikan, disebut 'no man's land' atau kawasan tak bertuan di atas kekuasaan pemberontak.

Mereka melakukan pergerakan dalam tiga kelompok.

30 anggota Kopassus ini menyamar menjadi warga Kongo.

Pasukan Kopassus
Pasukan Kopassus 

Tubuhnya dilumuri arang, kemudian membawa bakul sayuran, kambing, dan sapi.

Mereka berjalan menyusuri danau. Setelah matahari terbenam, mereka memantapkan strategi penyerangan, sambil beristirahat di tepi danau.

30 anggota Kopassus yang nekat ini melancarkan serangannya.

Bagaimana 30 anggota Kopassus bisa menyerang maskas pemberontak yang ditinggali ribuan orang?

Strategi cerdas pun dilakukan, tanpa diawali gempuran bom.

Tepat pukul 12 malam, anggota Kopassus ini beraksi.

Mereka membungkus diri menggunakan kain putih di atas kapal hitam.

Kain putih itu pun melayang-layang tertebak angin malam.

Baca: Brutalnya & Sangat Heroik, Kisah Anggota Kopassus yang Rela Ledakan Tubuhnya Demi Lindungi Teman

Baca: Tembak Menembak Dari Jarak Dekat, Latihan Mengerikan Denjaka Ini Bikin Gentar Pasukan Khusus AS

Semerbak bawang putih tercium dari sosok mereka yang melayang-layang bak hantu gentayangan.

Ya, mereka sengaja mengayamar menjadi hantu. Hal ini dilakukan untuk menundukan pasukan pemberontak itu.

Pasalnya, pemberontak itu percaya dan sangat takut pada hantu putih.

Hal itulah yang dimanfaatkan anggota Kopassus untuk memberikan serangan ampuh.

Terbukti, saat 'hantu putih' itu mendekat menerobos pintu masuk, para pemberontak gemetar ketakutan.

Padahal, mereka memiliki senjata lengkap, tapi kali ini pemberontak itu tak bisa berkutik.

Kopassus
Kopassus (Indo Polhukam)

Kala itu, mereka percaya ada hantu putih di hadapan mereka. Oleh karena itu, mereka tak berani melawan.

Dalam waktu 30 menit saja, markas pemberontak pun terkuasai. Sebanyak 3000 pemberontak menyerah mohon ampun.

Memang terlihat mustahil, Panglima PBB Kongo Letjen Kadebe Ngeso pun seakan tak percaya.

Namun, ini adalah strategi nyata yang kemudian menjadi legenda dalam sejarah penjaga perdamaian PBB.

Keberhasilan 30 hantu putih ini, membuat warga Kongo kagum.

Warga Kongo bahkan menjuluki si pasukan hantu putih ini dalam sebutan Les Spiritesses.

Baca: Detik-detik Kemerdekaan, Merah Putih Dikibarkan di Lapangan Walikota Jambi

Baca: Dulu Dukung Prabowo Sekarang di Kubu Jokowi, Nama-nama Ini Makin Tenar

Kisah perlawanan 30 anggota Kopassus di Kongo ini sempat ditulis oleh pemilik akun Kaskus, Agung Mina.

Dalam artikel yang ditulisnya berujudul LES SPIRITESSES - Kisah Kontinden Garuda III di Kongo, 1962, menyebutkan kisah rinci ini berdasarkan informasi dari intelijen.

Semoga kisah ini bisa menambah wawasan Anda!

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved