Ini Grade Harga ''Penjual'' Berdasar Tampilan Fisik, Fenomena SPG Plus-plus di Semarang
Bagi masyarakat awam sulit untuk bisa menilai seorang SPG bisa di-BO atau tidak, tetapi Bu bisa mengidentifikasinya dengan mudah.
Selain itu, dia menambahkan, orang-orang terdekatnya pun juga pasti dirahasiakan, supaya tidak tahu pekerjaan sambilan yang dilakukannya.
"Jika hanya kasat mata mungkin sulit membedakan SPG yang BO dan tidak.
Tapi saya sudah bekerja lama di dunia malam, informasi deras mengalir, jadi bisa tahu. Selain itu bisa diidentifikasi lewat komunikasi," paparnya.
Modus transaksi SPG plus-plus, sepengatahuan Budi, paling sering adalah dilakukan dengan pemesanan dari mulut ke mulut.
Jika seseorang mencari PSK berlatar belakang SPG, dia menambahkan, lebih mudah mendapatkannya dari orang yang sudah pernah menggunakan jasanya.
Namun jika berburu langsung, menurut dia, diperlukan keterampilan komunikasi yang baik.

Sebab, seorang SPG tidak akan mungkin mendeklarasikan dirinya bisa di BO secara terang-terangan.
"Harus ada pendekatan khusus lebih dulu, ajak ngobrol, pergi makan atau jalan-jalan," katanya.
Jika pun ada SPG yang ketika sedang bekerja mendeklarasikan dirinya bisa di-BO, Budi menyatakan, biasanya pelanggan itu adalah orang pilihan yang memang dinilai sesuai dengan kriteria.
Dia menambahkan, SPG plus-plus lebih suka orang yang secara usia lebih tua, memiliki jabatan tinggi, dan tentunya berduit.
Baca: Anies Baswedan Belum Mau Sebut Nama Sebagai Pengganti Sandiaga Uno
"Bagi dia (SPG bispak-Red), cowok ganteng nggak penting kalau nggak punya duit. Kriteria-kriteria itu juga membuat identitas SPG plus-plus ini lebih privat atau aman, karena sama-sama saling merahasiakan," terangnya.
Tarif
Terkait dengan tarif SPG bispak, Bu menuturkan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan PSK di lokalisasi. Untuk satu kali kencan, minimal mereka mematok tarif Rp 1 juta, belum termasuk biaya lain-lain seperti makan dan hiburan.
"Karena orang yang mencari SPG plus-plus ini mencari sensasi berbeda layaknya orang pacaran, pergi makan, clubing, nongkrong, baru eksekusi. Berbeda dengan PSK murni yang maunya cuma berhubungan seksual," jelasnya.
Pria ini berujar, harga itu tentu saja lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan normal mereka sebagai SPG.