Ketika Benny Moerdani Bertemu Sniper SAS yang Batal Menembaknya Mati, Hingga Benny Berucap Hal ini
Jenderal TNI (Purn.) Leonardus Benyamin Moerdani, atau Benny Moerdani merupakan prajurit TNI dengan loyalitas tinggi.
Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
TRIBUNJAMBI.COM - Jenderal TNI (Purn.) Leonardus Benyamin Moerdani, atau Benny Moerdani merupakan prajurit TNI dengan loyalitas tinggi.
Juga dikenal sebagai bapak Kopassus, banyak misi yang telah dijalankan oleh Benny dengan penyelesaian yang maksimal.
Terkenal dengan misi penyelamatan sandera dalam pesawat.
Benny merupakan perwira yang ikut terjun langsung di operasi militer penanganan pembajakan pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 206 di Bandara Don Mueang, Bangkok, Kerajaan Thai pada tanggal 28 Maret 1981.
Peristiwa yang kemudian dicatat sebagai peristiwa pembajakan pesawat pertama dalam sejarah maskapai penerbangan Republik Indonesia dan terorisme bermotif jihad pertama di Indonesia
Tidak hanya misi itu saja, ada misi dimana pria berpangkat Jenderal dalam TNI tersebut pernah diberitakan tewas dalam misi.
Baca: Mengenal Legenda Kopassus Agus Hernoto Ketika Kaki Diamputasi Hingga Dibela Benny Moerdani
Baca: Jakarta 1964, Ketika Dua Kesatuan Elite Saling Berhadapan, Benny Moerdani yang Disegani Tjakrabirawa
Saat itu Tugas Benny Moerdani menyusup ke Kalimantan Utara merupakan misi militer yang sangat berat dan penuh risiko.
Setiap harinya Benny bersama tim kecil RPKAD berjalan kaki menyusuri hutan lebat selama berjam-jam untuk membuka jalur bagi pasukan induk AD yang nantinya bertugas menyerbu Malaysia.
Jika tidak sedang melewati hutan lebat, Benny dan timnya menyusuri sungai yang berada di wilayah Kalimantan Utara menggunakan perahu.
Baik misi penyusupan yang melewati wilayah daratan maupun sungai, Benny dan timnya selalu terancam oleh pasukan Inggris yang slap menghadang.

Selain menyiapkan sergapan pasukan Inggris yang rutin patroli juga kerap bertemu dengan gerilyawan dari Indonesia sehingga kontak senjata yang memakan korban jiwa tak bisa dihindari.
Ketika Benny dan timnya sedang bertugas menyusuri sungai, sejumlah pasukan SAS Inggris ternyata sudah menunggu di seberang sungai dan berada di tempat ketinggian yang strategis.
Posisi Benny yang berada di perahu paling depan sudah masuk ke dalam jarak tembak sniperSAS yang slap dengan senapan terbidik.
Dari teropongnya sniperSAS bisa melihat sosok Benny secara jelas tapi jari yang telah menyentuh picu senjata masih diam.
Baca: Ketika Kelompok Perompak Abu Sayyaf di Filipina, Harus Berurusan dengan Denjaka dan Kopassus
Baca: Kisah Lucu Kopassus saat Latihan, Mulai Landing Hingga Tidur dengan Sapi

Setelah sekian detik, picu senjata ternyata tak jadi ditarik dan senapan lainnya yang sudah slap tembak dan dibidikkan secara akurat oleh semua personel SAS juga tidak menyalak.
Semua personel yang dipimpin Benny akhirnya lolos dari sergapan mematikan itu.
Pada tahun 1976 Benny berkunjung ke Inggris dan secara tak terduga is dipertemukan dengan dua prajurit SAS yang dulu nyaris menembaknya.
Personel SAS yang pernah mengincarnya ternyata masih mengenali Benny yang secara fisik tidak berubah banyak.
Benny lalu bertanya kenapa personel SAS itu tak jadi menembaknya.

Salah seorang langsung menjawab, bahwa timnya harus menunggu dulu datangnya kapal perang HMS Queen Elizabeth.
Jika saat itu Benny ditembak dan kemudian berlangsung baku tembak, kapal HMS Queen Elizabeth bisa terganggu perjalanannya.
Namun, hingga semua tim Benny pergi, kapal HMS Queen Elizabethternyata tidak jadi melintas.
Mendengar kisah prajurit SAS itu, Benny serta-merta berkomentar, jika saat itu dirinya jadi ditembak, pasukan Inggris telah berhasil menembak mati prajurit dengan pangkat tertinggi dan bisa saja konfrontasi Indonesia-Malaysia berakhir lain.
Baca: Kisah Praka Soeprapto, Prajurit Kopassus yang Lengannya Tertembak di Aceh
Baca: Ketika Kopassus dan Marinir Siap Saling Serang, Beruntung Ada Benny yang Melerai
Sumber Wikipedia/wiki/Leonardus_Benyamin_Moerdani
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM: