Kisah Praka Soeprapto, Prajurit Kopassus yang Lengannya Tertembak di Aceh
Tak jarang prajurit ini mengalami hal yang memilukan hati atau bahkan membahayakan nyawanya. Kisah tentang Praka Soeprapto ini
Penulis: Suci Rahayu PK | Editor: Suci Rahayu PK
TRIBUNJAMBI.COM - Ada banyak kisah anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang terjadi, terutama ketika di medan perang.
Tak jarang prajurit ini mengalami hal yang memilukan hati atau bahkan membahayakan nyawanya.
Baca: Kisah Lucu Kopassus saat Latihan, Mulai Landing Hingga Tidur dengan Sapi
Kisah tentang Praka Soeprapto ini terjadi di Aceh tepatnya ketika berhadapan dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Tribunjambi.com mengutip kisahnya dari laman hobbymiliter yang diunggah 23 April 2016 lalu.
Kisah militer ini terjadi medio operasi militer dilakukan di Aceh, beberapa tahun yang lalu.
Praka Soeprapto adalah salah satu prajurit Grup 1 Kopassus TNI AD yang bermarkas di Serang dan saat itu sedang ditugaskan dalam tour of duty ke Aceh.
Penugasan ini bukanlah yang pertama, Praka Soeprapto sudah beberapa kali wilayah konflik tersebut.

Namun, di penugasan ke tiga inilah Praka Soeprapto mengalami kisah hidup yang membekas hingga kini.
Meski sudah bertugas operasi dua kali ke Aceh, Praka Soeprato, prajurit Grup 1 Kopassus bernasib kurang baik, beliau tertembak peluru senjata GAM (Gerakan Aceh Merdeka) saat melakukan operasi rutin di Kampung Mereu, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar pada 24 April 2005.
Saat itu Praka Soeprato sebagai anggota Tim 2 Dharma 14 mendapat tugas untuk melakukan patroli dan penyisiran.
Setelah mendapat informasi dari Koramil Indrapuri dan dari masyarakat sekitar yang melaporkan bahwa ada sekelompok pemberontak GAM bersenjata, berkekuatan tiga hingga empat orang yang berada di gubuk-gubuk kebun kosong dan berusaha merapat ke perkampungan untuk menambah pembekalan logistik.

Praka Soeprapto di hari kedua operasi pengejaran, saat itu bersama tim sekitar jam enam pagi melakukan penyisiran.
Namun ketika sudah mau pulang ke markas, beliau melihat dua orang di sebuah gubuk berpakaian sipil tanpa senjata.
Anehnya, ketika didekati mereka langsung lari saat pasukan akan menuju gubuk tersebut.
Karena dianggap mencurigakan, Dantim 2 Dharma 14, Serda Lasdiyanto langsung memerintahkan empat orang anggotanya untuk mengejar dan menangkap kedua orang tersebut.
Ketika melakukan pengejaran, tiba-tiba dari arah semak-semak keluar rentetan tembakan yang gencar.
Baca: Ketika Kopassus dan Marinir Siap Saling Serang, Beruntung Ada Benny yang Melerai
Baca: Berguru ke Jerman, Inilah Kemampuan Mengerikan Sat 81 Gultor, Pasukan Rahasia Kopassus Hadapi Teror