Begitu Kuatnya 'Rayuan Maut' Soekarno yang Buat Fatmawati Jatuh Hati
Akhirnya aku tahu bahwa misi tanteku ialah menyampaikan keinginan orangtua pemuda yang kulihat di pameran tempo hari hendak mengambilku
Pemuda itu ternyata telah menaruh hati padaku sehingga waktu pameran sangat sopan sekali.
Baca: MotoGP Austria 2018, Lorenzo Sukses Salip Marques di Red Bull Ring
Baca: Tubuh Mudah Rentan Kena Penyakit, Coba Buat Minuman Antivirus dengan Hanya Campurkan 3 Bahan ini
Kebetulan sebelum aku berangkat ke rumah Bung Karno beliau sudah datang ke rumah untuk menyerahkan foto-foto pernikahan anggota family kami yang berlangsung beberapa waktu yang lalu.
Bung Karno datang jam 10.00 pagi. Kebetulan aku sendiri yang menyambut kedatangan beliau.
Satu demi satu foto yang dibawa Bung Karno kuperhatikan. Setelah aku puas melihat foto, aku mencari waktu yang baik untuk minta pendapat Bung Karno dalam masalah peminangan atas diriku.
“Pak, Fat ingin minta pendapat Bapak serta pandangan Bapak tentang seoran gpemuda yang ingin meminangku. Bagaimanakah sifat dan tingkah laku pemuda itu sehari-hari? Apakah sekiranya tidak ada hal-hal yang mungkin dapat menimbulkan sesuatu yang tidak baik nantinya? Kami ketahui Bapak hubungannya dekat dengan keluarga pemuda itu,” kataku.
Mendengar pernyataanku yang demikian itu Bung Karno diam saja. Karena beliau diam aku menjadi bingung. Kenapa diam saja? Apakah sakit? Atau ada sesuatu persoalan yang sedang dipikirkannya? Pikirku. Aku jadi serba kikuk. Mau mengulangi pertanyaan segan.
Bung Karno diam saja, kemudian menundukkan mukanya di atas meja beberapa menit.
Melihat hal ini akhirnya aku beranikan diri bertanya pada Bapak.
Baca: Tubuh Mudah Rentan Kena Penyakit, Coba Buat Minuman Antivirus dengan Hanya Campurkan 3 Bahan ini
Baca: Tuai Polemik: Ini Jawaban Mahfud MD Ketika Diminta Tetap Berada di Pihak Jokowi. . .
“Pak, apakah Bapak sakit kepala? Atau kurang enak badan?”
Bapak mengangkat kepalanya. Matanya ternyata berkaca-kaca, akhirnya berliau berkata, “Fat, sekarang terpaksa aku mengeluarkan perasaan hatiku padamu. Dengarlah baik-baik.”
Tanpa menunggu jawabanku Bapak melanjutkan pernyataan, “Begini Fat, sebenarnya aku sudah jatuh cinta padamu pertama kali aku bertemu denganmu, waktu kau ke rumahku dahulu pertama kali. Saat itu kau terlalu muda untuk menerima pernyataan cintaku. Oleh sebab itu aku tidak mau mengutarakannya.
Nah, baru sekarang inilah aku menyatakan cinta padamu, Fat.” Bapak diam sejenak dan terus memandangku dengan penuh perasaan, bertanya, “Apakah kau cinta padaku?”
“Bagaimana Fat cinta pada Bapak, bukankah Bapak mempunyai anak dan isteri?” jawabku sambil dirundung keheranan dan emosi.
“Aku tak mempunyai anak. Aku sudah 18 tahun kawin dengan Inggit, dan aku tak dikaruniai seorang anak pun jua. Isteriku pertama bernama Sundari, puteri dari Bapak Tjokroaminoto. Dalam keadaan suci Sundari kukembalikan pada orangtuanya, sedangkan Ratna Juami adalah anak saudara perempuan Inggit, dia sejak kecil kita ambil Fat, jadi tegasnya ia anak angkat kami,” demikian Bung Karno berkata.
Hal-hal dan keterangan ini belum pernah kuketahui dan belum pernah terpikirkan olehku sebelumnya.
Baca: Soal Mahar Rp 500 M, Sandiaga Uno Bisa Terindikasi Suap, Andi Arief: Pimpinan PAN-PKS Bisa Terlibat
Baca: VIDEO: Bertelanjang Dada, Pria ini Bisa Buat Rumah di Tengah Hutan Bermodal Tanah dan Dahan Pohon