Detik-detik Kejatuhan Soeharto Setelah 32 Tahun Berkuasa (Bag 1)

Riuh terjadi setelah anggota dewan yang terhormat baru saja mengikuti proses pembacaan sumpah Haji Muhammad Soeharto

Editor: Suci Rahayu PK
Soeharto 

Setelah menjalani sejumlah agenda yang melelahkan, yang puncaknya proses pemilihan presiden hingga pengambilan sumpah, Harmoko tentunya ingin segera mengakhiri Sidang Umum MPR 1998.

Setelah perhatian peserta tertuju ke pimpinan sidang, Harmoko mengetukkan palu tiga kali untuk menutup sidang yang berlangsung sejak 1 Maret 1998 tersebut.

Tok, tok,... Tidak ada yang istimewa dalam dua ketukan pertama.

Namun, pada ketukan ketiga, peristiwa bersejarah terjadi. Tok... kepala palu itu patah.

"Palu itu ketika diketukkan 'melesat'. Bagian kepalanya patah, terlempar ke depan di hadapan jajaran anggota-anggota MPR yang terhormat," kenang Harmoko, dalam buku Berhentinya Soeharto, Fakta dan Kesaksian Harmoko (2008) yang ditulis Firdaus Syam.

Saat mendampingi Soeharto meninggalkan ruang sidang, Harmoko berupaya minta maaf.

Namun, Soeharto hanya tersenyum. "Barangkali palunya kendor," tutur Soeharto.

Artikel ini sudah terbit di Vik.kompas dengan Judul 'Kejatuhan (Daripada) Soeharto, Pada Penghujung Kuasa)

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved