Fatmawati Tak mau Hadiri Pemakaman Soekarno, Alasannya Karena Istri-istri Suaminya

Kisah haru datang dari pengujung kehidupan Presiden Pertama Indonesia, Soekarno. Peristiwa menyedihkan itu datang silih berganti

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Mun'im Idries Membantah Sebab Kematian Bung Karno Versi Ny. Ratna Sari Dewi 

Tidak lama kemudian datang bergiliran Bu Hartini, Bu Dewi, dan Kartika dan kemudian Bapak Soeharto dan Ibu Tien.

Baca: Klasemen Sementara Grup A & B Piala AFF U-16 2018, Malaysia Berpeluang Bertemu Indonesia

Setelah jenazah Bapak selesai dimandikan dan peti jenazah sementara tiba, sekitar pukul 13.00 Bapak dibawa ke Wisma Yaso untuk disemayamkan semalam dari di situ peti jenazahnya ditukar dengan yang lebih bagus lagi.

Sesaat kemudian halaman wisma dipenuhi pelayat yang seakan tak bisa dibendung lagi.

Bahkan salah satu pintu masuknya jebol oleh desakan pelayat yang ingin mendekat ke peti jenazah Bapak.

Sewaktu aku pulang ke Sriwijaya, Ibu sempat menanyakan keadaan Bapak. Namun tetap saja tidak mau melayat Bapak.

Ibu hanya mengirimkan karangan bunga berwarna merah-putih untuk Bapak. Di malam itu, di Sriwijaya sedang dibicarakan penentuan tempat pemakaman Bapak.

Hal ini disebabkan adanya amanat dari Bapak, bahwa beliau ingin dimakamkan di bawah pohon yang rindang, dan di dekat pemakaman itu melintas sungai.

Baca: Gimana Akhir Pekan Kalian? Sudah Lihat Ramalan Zodiakmu di Sabtu 4 Agustus 2018, Yuk Intip di Sini

Bapak juga minta agar tidak dipasang batu nisan di atas pemakamannya.

Sebagai gantinya Bapak menghendaki sebuah batu ditaruh di atas pemakamannya, dengan tulisan Bung Karno penyambung lidah rakyat.

Namun akhirnya disepakati Bapak dimakamkan di Blitar. Senin, sekitar pukul 10.00 jenazah Bapak berangkat dari lapangan terbang Halim Perdana Kusuma.

Dengan menumpang pesawat Hercules kami mengantar Bapak ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Di sepanjang jalan aku melihat lautan manusia melepas kepergian Bapak.

Bahkan di lapangan terbang sewaktu pesawat mulai tinggal landas, ada yang histeris dan mengejar sambil tangannya menggapai-gapai badan pesawat.

Aku juga melihat di sepanjang jalan banyak orang mencucurkan air matanya.

Baca: Sebelum Kejadian Muncul Suara Kencang Banget, Saat Ini Pemadam Masih Berjibaku

Pesawat yang membawa jenazah Bapak kemudian mendarat di Malang. Perjalanan ke Blitar dilanjutkan dengan konvoi mobil. Baru seminggu kemudian Ibu mau menengok makam Bapak.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved