Kisah Prajurit TNI yang Nekat Karena Selamatkan Nyawa Tentara Denmark

Ada saja kisah heroik yang diciptakan angkatan bersenjata Indonesia. Bila bukan di dalam negeri, ada juga aksi heroik

Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
Patriot NKRI
Serka Pas Abdullah Lubis 

“Kedua tentara itu dari kesatuan Zeni. Denmark lebih banyak zeni, mereka yang bangun bunker dan camp UNIFIL di Lebanon,” jelas Abdullah Lubis.

Usai membungkus tubuh tentara Denmark tersebut dengan pakainnya sendiri, sambil menunggu helikopter tiba, tenyata sudah didahului ambulance tentara Indonesia.

Akhirnya, paramedis Indonesia turun ke jurang bawa tandu dengan mengikuti langkah dan jejak Lubis.

Ia memperkirakan, dengan kondisi truk yang sudah hancur lebur, tentara Denmark di dasar jurang juga akan bernasib serupa seperti kawannya, tewas.

Baca: Buka GIIAS 2018, Presiden Joko Widodo: Senang Sekali Saya

Ternyata, prediksi itu salah. Saat Lubis dekati, prajurit tersebut masih hidup.

“Saya hampiri, ternyata masih hidup, kirim koordinat dan infokan masih selamat. Sebelum bantuan Indonesia datang, dari jalan lain telah datang ambulance dari Prancis, dengan mengambil jalan memutar dan evakuasi korban selamat. Bangganya, prajurit Denmark itu hingga kini masih hidup,” kenang Abdullah Lubis dengan tersenyum.

Selang tiga hari usai penyelamatan dan evakuasi dua prajurit Denmark tersebut, Abdullah Lubis dan timnya kemudian diberikan penghargaan dalam sebuah upacara di markas UNIFIL.

“Kami peroleh penghargaan dari Denmark diserahkan oleh Dankomark, serta Dansatgas Garuda, Letkol Inf Andi Perdana Kahar,” kata Lubis.

Baca: 10 Artis dengan Bayaran Tertinggi di Instagram 2018 versi Hopper HQ, Sekali Posting Rp 10 Miliar

Sementara itu, Komandan Yonko 462 Paskhas/Pulanggeni, Mayor Pas Rully Arifian mengatakan, tugas apapun bagi prajurit adalah suatu kehormatan dan kebanggaan. Termasuk tugas tugas operasi perdamaian.

“Tetap pertahankan prestasi tersebut demi kehormatan bangsa Indonesia di mata dunia. Saya juga pernah ikut misi tahun 2010-2011 sebagai military observer di Kongo selama setahun,” kata lulusan AAU ini.

Rully mengakui, hanya prajurit Indonesia saja yang mau bekerja tanpa pamrih. Inilah menjadi alasan kenapa nama Indonesia untuk pasukan perdamaian PBB tetap harum.

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved