Prabowo Dikabarkan Minta AHY Jadi Cawapres, Pengamat Pesimit Mampu Jungkalkan Jokowi
Seusai sepakat dengan Gerindra dan PKS untuk berkoalisi, Partai Demokrat dikabarkan menawarkan anak sulung SBY
Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al-Jufri, usai pertemuan dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono menjelaskan, nama cawapres masih akan dibahas terlebih dahulu. Pembahasan mengenai hal itu masih akan terus berlanjut.
"Untuk capres sudah ada, yaitu Pak Prabowo. Tapi, siapa cawapresnya masih akan kami bahas dulu," ujarnya.
Kendati demikian, dia mengatakan sudah ada nama yang direkomendasikan oleh Ijtima Ulama, yakni nama dirinya sendiri dan Ustaz Abdul Somad. "Bagaimanapun, kita berempat. Masih ada sebelas hari untuk membahas ini," ucap dia.
Sulit Menang
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan apabila benar Prabowo akan berduet dengan AHY maka saat pilpres nanti diprediksi duet tersebut akan menemui kesulitan menang.
Alasannya, AHY tidak memiliki basis elektoral yang baik. Sedangkan Prabowo, kata dia, memiliki elektabilitas yang relatif kecil dengan angka 20-an persen. Angka tersebut masih jauh di bawah Jokowi yang punya elektabilitas 50-an persen.
"Jadi disparitas dengan pak Jokowi pun terlalu jauh," kata pendiri Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) ini. Memang kata dia, dalam politik semuanya bisa saja terjadi, termasuk menang dalam Pilpres 2019. Tapi jika mau dinilai melalui acuan analisa politik, sangat sulit duet Prabowo-AHY memenangkan pertarungan politik 2019.
"Menang sih masih ada, tapi sangat kecil. Karena Prabowo-AHY ini akan sangat sulit sekali untuk menghadapi Jokowi dengan siapa pun pasangannya," katanya. (Tribun Network/amryono prakoso)