Terungkap! Rahasia Marinir Bisa Seberangi Lautan dengan Berenang, Sampai Dijuluki 'Hantu Laut'
Pada 1960-an pasukan komando TNI AL yang sekarang dikenal sebagai Komando Pasukan Katak (Kopaska) mendapat tugas khusus untuk melaksanakan
Gara-gara kurang asupan gisi banyak prajurit RPKAD tidak bisa mencapai titik finis saat berenang.
Setelah menu makanan diperbaiki dan rutin latihan maka prajurit-prajurit RPKAD pun bisa berenang jarak jauh sesuai standar yang diterapkan.
Untuk menjadi prajurit TNI AL, khususnya satuan Korps Marinir, syarat utamanya memang harus bisa berenang.
Di satuan Marinir semua prajurit kemudian mendapatkan lagi pendidikan dan teknik berenang .
Bagi para anggota Marinir yang berprestasi kemudian bisa direkrut menjadi anggota pasukan khusus Marinir seperti Intai Amfibi Marinir (Intaifib) dan Datasemen Jala Mengkara (Denjaka).
Baca: Sangar dan Disegani Musuh, Inilah Asal Muasal Topeng Tengkorak Kopaska, Pasukan Elit Milik TNI AL

Untuk memacu prestasi para penenang handalnya, Korps Marinir secara rutin menggelar acara Renang Selat Sunda yang diselenggarakan tiap tahun sejak tahun 1991.
Lomba Renang Selat Sunda ini sebenarnya merupakan ajang kompetisi antara satuan di lingkungan Korps Marinir demi membina kemampuan tempur prajurit laut.
Untuk mempersiapkan diri para jago renangnya, tiap satuan di Korps Marinir membentuk tim pelatih untuk menggembleng para perenangnya.
Intinya pelatihan yang diberikan adalah melatih kesiapan otot kaki, renang jarak jauh secara rutin, melatih para perenang untuk menghadapi kondisi di luar batas kemampuan, dan tentu saja memberikan menu makanan bergizi tinggi.
Baca: Kisah Kopaska di Konfrontasi ”Ganjang Malaysia” Ingin Kibarkan Merah Putih di Malaysia & Singapura
Para prajurit Marinir sebenarnya sudah biasa mengkomsumsi makan bergizi tinggi yang berasal dari ikan laut.
Misalnya saja dalam setiap acara open house di markas Marinir penduduk yang datang akan dijamu beragam menu ikan laut yang melimpah di dapur umum.
Para pemasaknya pun adalah prajurit Marinir yang terlatih dan dari sisi cita rasa masakannya.
Mereka tidak kalah dibandingkan dengan menu di hotel bintang empat.
Secara psikologis bagi para prajurit yang lebih banyak bertugas di lautan memang butuh makanan yang berbeda. Intinya “lebih mewah” dibandingkan para pasukan darat karena Marinir bisa mencari ikan sendiri di lautan.
Jadi dengan tradisi cara pelatihan berenang yang sudah puluhan tahun dan paham menu penunjang prestasi berenang, maka banyak prajurit Marinir yang mampu berenang melintasi Selat Sunda (39 km).
