Operasi Seroja yang Melegenda dari Kopsassus! Harus Terjun ke Sungai yang Disebut Dihuni Buaya Ganas

Tidak ada habisnya bila membahas kisah heroik dari Angkatan/Pasukan khusus kebanggan Indonesia, Kopassus.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kopassus 

TRIBUNJAMBI.COM - Tidak ada habisnya bila membahas kisah heroik dari Angkatan/Pasukan khusus kebanggan Indonesia, Kopassus.

Sering menyelesaikan misi-misi rahasia tanpa terekspose, hingga menumpas kelompok pemberontak yang dikenal kejam pun sudah menjadi makanan Kopassus.

Misalnya saja kisah Operasi Seroja yang dilancarkan pertama kali pada 7 Desember 1975.

Baca: Operasi Pembebasan Pembajakan Pesawat Woyla Nyaris Gagal, Untung Ada Perwira Kopassus Ini

Disebut-sebut, operasi tersebut sebagai operasi militer terbesar yang pernah dilakukan di Indonesia.

Kopassus juga berperan dalam operasi yang dilancarkan di Timor Timur itu.

Sebelum pasukan diterjunkan mereka dibekali dengan data intelijen dan perlindungan udara.

Namun, data tersebut meleset atau tidak akurat.

Misalnya, Sungai Komoro dikabarkan penuh buaya dan airnya meruah.

Baca: Kisah Agus Hernoto, Legenda Kopassus Berkaki Satu yang Tak Gentar Walau Dibawa ke Markas Belanda

Ternyata sungai itu kering, tidak ada apa-apa, buaya saja tidak ada.

Operasi serbuan udara dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 1975 pukul 22.00.

Melansir dari Intisari, operasi serbuan udara itu melibatkan banyak personel.

Sebanyak 390 personel Yonif Linud 328 diterjunkan bersama pasukan lainnya, yakni Yonif Linud 401 (533 orang), Mabrigif Linud 17 (9 orang), Ton Parako, Pakhas TNI AU (158 orang) guna menguasai Bandara Internasional Baucau.

Mereka diangkut dari Pangkalan Udara Kupang dengan pesawat angkut Hercules C-130 sebanyak 18 sortie.

Sebelum pasukan ini terjun, perlindungan udara lebih dulu dilakukan.

Baca: Dibalik Nama Sangar Kopassus, Ternyata Ada Campur Tangan Eks Pasukan Khusus Belanda ini

Sasaran pasukan diserang oleh pengebom B-26 dan OV-10 Bronco.

Lokasi penerjunan bukanlah lahan yang mulus tetapi berbatu karang.

Akibatnya pasukan mengalami luka-luka hingga babak belur.

Satu personel Yonif Linud 328 dinyatakan hilang.

Selain kejadian tersebut operasi terbilang lancar.

Bandara Baucau berhasil dikuasi dalam kondisi relatif utuh.

Baca: Kisah Intel Kopassus Nyamar jadi Penjual Durian Demi Menyusup ke GAM & Ditembaki Teman Sendiri

Melansir dari Tribun Batam, seorang veteran, Mukilan menceritakan bagaiamana kondisinya saat mengikuti Operasi Seroja.

Mukilan yang 76 tahun itu bergabung menjadi anggota korps marinir.

Ia pertama bergabung dalam pasukan elit Indonesia itu pada 1962.

Mukilan pensiun dari kesatuan TNI AL (dulu bernama ABRI) pada 1996 dengan pangkat terakhir Serka Marinir.

Menurut Mukilan Operasi Seroja sangatlah keras.

Ia juga harus selalu waspada.

Bahkan, Mukilan tidak mengganti baju yang dipakainya selama satu bulan.

"Satu bulannya tidak ganti baju. Saya di sana tahun 1976, tahun 1977 juga masih di sana (Timor Timur)," ucapnya.

Saat ini, Mukilan tinggal bersama anak dan cucunya di kampung Bukit Durian, Km 23 Kijang, Bintan Timur. (Tribun Jabar/Tribun Jambi)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Kisah Tempur Kopassus yang Melegenda, Disebut-sebut Operasi Militer Terbesar oleh Pasukan Indonesia, http://jabar.tribunnews.com/2018/07/14/kisah-tempur-kopassus-yang-melegenda-disebut-sebut-operasi-militer-terbesar-oleh-pasukan-indonesia?page=all.

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved